TRANSLATE

Menhan: Pembubaran Kegiatan Ibadah tidak Dibenarkan

Kamis, 15 Desember 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan tindakan pembubaran ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Bandung, Jawa Barat, tidak dibenarkan.

Enggak benar itu. Nanti biar saya bilangin ke mereka kalau mereka itu enggak benar. Islam itu ‘lakuum din nukum waliaddin’,” ujar Menhan Ryamizard, Jakarta, Jumat (9/12).

Dia menuturkan bahwa menjaga kerukunan umatberagama dan toleransi harus terus disosialisasikan sebagai bagian dari upaya bela negara. “Nanti yang begini-begini kita akan sosialisasikan terus,” ucapnya.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, Kebaktian Kebangunan Rohani yang digelar di Gedung Sabuga dengan menghadirkan Pendeta Stephen Tong itu terpaksa berakhir dini, Selasa malam (6/12) karena diinterupsi massa dari kalangan tertentu.

Kelompok yang menamakan dirinya Pembela Ahlus Sunnah itu memaksa panitia pelaksana mengakhiri acara dengan alasan kebaktian harus digelar di gedung gereja, bukan gedung umum. Sementara Gedung Sabuga ada di dalam kompleks Kampus ITB.

Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil menyampaikan permohonan maaf atas penghentian kegiatan KKR di Gedung Sabuga, Bandung, karena adanya organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan yang keberatan dengan kegiatan tersebut pada Selasa (6/12).

“Pemkot Bandung memohon maaf atas ketidaknyamanan dan Semoga di masa depan koordinator kegiatan ini bisa dilkaukan dengan baik oleh semua pihak,” kata Ridwan Kamil dalam akun instagram resminya @ridwankamil, Rabu (7/12).

Ibadah Jelang Natal di Sabuga Distop Massa, Menhan: Nggak Benar

Suara.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa perilaku sekelompok orang yang menghentikan acaraKebaktian Kebangunan Rohani di Gedung Sabuga Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (6/12/2016) sore, salah.

“Nggak bener itu, nanti biar saya bilangin ke mereka kalau mereka itu nggak bener, Islam itu lakum dinukum waliyadin, nggak benar apa yang mereka lakukan,” Ryamizard usai bertemu Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan di gedung Menkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).

Ryamizard menemui Menkopolkam Wiranto setelah melakukan kunjungan kerja dari Filipina.

Kejadian tersebut menjadi sorotan nasional dalam beberapa hari terakhir.

Gubernur Jawa Barat menyebut peristiwa itu sebagai peristiwa kecil yang tidak berdampak.

“Itu kan kejadian kecil yang tidak mengganggu apa-apa saya kira. Saya minta semua pihak menahan diri, saling hormati dengan baik, itu yang bisa dikemukakan,” kata dia di DPR.

Sementara Wali Kota Bandung Ridwan Kamil langsung menyatakan minta maaf atas munculnya kejadian itu.

“Pemkot Bandung memohon maaf atas ketidaknyamanan dan semoga di masa depan koordinasi kegiatan ini bisa dilakukan dengan lebih baik,” kata Ridwan Kamil melalui akun media sosial, Rabu (7/12/2016).

Ridwan Kamil menyesalkan munculnya tindakan intoleransi.

“(Maka kami) menyesalkan kehadiran dan intimidasi ormas keagamaan yang tidak pada tempatnya dan tidak sesuai dengan peraturan serta semangat Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.

Menhan: Nanti Saya Bilang Kepada Mereka Kalau Itu Tidak Benar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan dirinya akan menegur pihak yang membubarkan ibadah natal di Bandung beberapa waktu lalu.

Menurutnya, apa yang dilakukan kelompok tersebut tidak dapat dibenarkan dan telah menyalahi toleransi beragama.

“Tidak benar itu, nanti biar saya bilangin ke mereka kalau mereka itu tidak benar. Islam itu Lakum Dinukum Waliyadin,” kata Ryamizard di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (9/12/2016).

Ke depannya, kata dia, sosialiasi toleransi beragama akan terus dilakukan pemerintah, agar tidak ada lagi kasus serupa.

Sebelumnya, Acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari,Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/12/2016) malam, dihentikan sekelompok orang.

Ketua Pembela Ahlus Sunnah (PAS) Muhammad Roin mengatakan, ia dan sejumlah anggotanya meminta penyelenggara KKR menghentikan sesi kedua acara tersebut pada malam hari.

Roin mengatakan, pihaknya tidak melarang aktivitas keagamaan yang diselenggarakan umat agama lain.

Namun, ia meminta agar KKR dipindahkan ke rumah ibadah sesuai dengan Surat Peraturan Bersama Tiga Menteri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006.

“Setelah itu, mereka menyepakati pukul 18.00 WIB tidak dilanjutkan. Kami menyarankan supaya mereka melaksanakan ibadahnya di tempat yang sesuai dengan undang-undang negara ini,” kata Roin di halaman Sabuga.

Menhan: Jangan Ada Provokator Kericuhan Perayaan Natal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menginginkan tidak ada provokator yang dapat menyebabkan kericuhan pada perayaan antal. Ia juga meminta perayaan natal berjalan tanpa gangguan.

“Insya Allah nggak apa-apa, asal jangan ada provokator aja,” ujarnya di Jakarta, Jumat (9/12).

Indonesia adalah negara yang cinta damai. Dia berharap setiap warga dapat merayakan Natal, yang merupakan hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus, tanpa ganguan. “Sebenarnya bangsa kita bagus kok, cuma provokator aja yang macam-macam,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Kombes Pol Rikwanto mengatakan Polri sedang membentuk operasi pengamanan untuk Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. “Sedang dibentuk biasanya Operasi Lilin untuk memperlancar terutama kaitan adanya dugaan akan macet seperti di daerah keluar jalan tol “Brebes Exit” (Brexit), kami tidak mau itu terulang lagi,” kata Rikwanto di Jakarta, Rabu (7/12).

Menurutnya, operasi pengamanan pada Natal dan Tahun Baru kali ini akan benar-benar difokuskan. “Artinya semua potensi jalan kami akan analisa agar tidak “stuck” membuat mobil-mobil tidak bergerak,” ucap Rikwanto.

Menhan: Waspadai ISIS Bangun Markas di Filipina Selatan

Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, kelompok teroris ISIS berencana membangun markas di Filipina Selatan. Dengan begitu, Indonesia harus mewaspadainya.

“Saya baru dari Filipina kemarin, saya sudah bilang dari enam bulan lalu itu, (teroris) akan membesar. Itu harus diwaspadai,” kata Ryamizard di Jakarta, Jumat (9/12/2016). Seperti dikutip dari Antara.

Dia mengatakan, rencana pembangunan markas ISIS di Filipina harus diantisipasi karena kegiatanISIS dapat berdampak bagi ketertiban kawasan dan keamanan nasional Indonesia.

Potensi ancaman yang dapat mengancam persatuan, kesatuan, dan keutuhan bangsa Indonesia tidak hanya dapat berasal dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri.

Untuk itu, menurut dia, rakyat Indonesia harus bersama-sama memerangi setiap ancaman terhadap bangsa seperti terorisme yang harus diperangi baik oleh negara maupun dengan kerja sama antarnegara.

Sebelumnya, anggota Komisi I DPR Charles Honoris mengatakan, Badan Intelijen Negara harus mengantisipasi rencana ISIS membangun basis di Filipina Selatan.

“Informasi dari Panglima TNI bahwa ISIS sedang membangun basis di Filipina Selatan harus membuat aparat keamanan baik itu Polri, TNI, maupun BIN lebih waspada,” kata Charles di Jakarta, Rabu (7/12).

Tidak hanya itu, Charles menyatakan, ISIS telah menginfiltrasi berbagai jaringan di Tanah Air sehigga harus mendapatkan perhatian khusus.

“Beberapa ormas garis keras sudah terindikasi menjadi proxy (selubung) dari ISIS di Indonesia, bahkan ada pentolan ormas yang jelas-jelas membaiat warga untuk menjadi pengikut ISIS,” ujar Charles.

 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia