Panglima TNI: Asing Kuasai Indonesia dengan Mengadu Domba TNI-Polri
Kamis, 11 Februari 2016Rimanews – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam ceramahnya menyampaikan bahwa banyak cara dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia, salah satunya dengan cara membuat proxy war.
Proxy war merupakan kondisi perang di mana dua pihak yang saling berseteru tidak melakukan kontak serangan secara langsung. Serangan dilakukan dengan menggunakan pihak ketiga sebagai alatnya. Biasanya, target serangan proxy war ini adalah sumber daya alam suatu negara.
Saat ini, kata Panglima TNI, sudah terasa adanya proxy war dan kita harus waspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Caranya dengan menguasai media di Indonesia dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan”, kata Panglima TNI saat berceramah dengan tema ‘Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas’ di hadapan 240 peserta unsur Pimpinan Bank BNI, bertempat di ruang Banyan I, Hotel Rancamaya, Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/1/2016).
Lebih lanjut dia menegaskan, ancaman bangsa Indonesia adalah melalui proxy war tersebut yaitu perang melalui berbangsa dan bernegara, khususnya perang melalui berbagai kehidupan berkeluarga.
Sementara itu terkait pergeseran peta konflik dunia pada masa depan, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan akan bermotif penguasaan sumber pangan, air bersih dan energi hayati yang semuanya berada satu lokasi yaitu di daerah ekuator.
Di hadapkan pada kondisi geografis Indonesia yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun dan kekayaan alamnya, maka Indonesia merupakan sumber energi, sumber pangan dan sumber air bersih yang akan menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing di masa depan.
“Agar Indonesia ke depan tidak memburuk karena kehabisan sumber energi hayati, pangan, sumber air, maka harus adanya revolusi mental dengan menjalankan dan mengamalkan Pancasila dari sila pertama sampai kelima dengan benar, berdemokrasi sesuai dengan Pancasila maka kemakmuran dan keadilan akan bisa terwujud di Indonesia”, tutur Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Mengakhiri ceramahnya, Panglima TNI berpesan kepada peserta agar terus bermimpi yang setinggi-tingginya dengan sikap konsisten dalam bermimpi dengan tetap berdoa.
.
Panglima TNI: Indonesia Negara Paling Nyaman buat Teroris
TEMPO.CO, Surabaya – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Indonesia merupakan negara yang disenangi para teroris. Sebabnya, Indonesia belum memiliki payung hukum yang lengkap soal terorisme.
“Di sini tempat yang paling nyaman buat teroris,” kata Gatot kepada Tempo di Surabaya, Kamis, 28 Januari 2016.
Gatot menjelaskan, banyak warga Indonesia berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan mendapatkan pelatihan militer di Suriah. Ketika kembali ke Indonesia, mereka tidak mendapatkan hukuman apa-apa.
“Kalau mau bikin terorisme, ya berangkat aja ke sana. Terus nanti kembali ke sini, melakukan kegiatan di sini, dan tidak dihukum,” ucapnya.
Saat ini TNI masih menunggu revisi undang-undang anti-terorisme. Hal ini akan menjadi payung hukum untuk menanggulangi terorisme. “Ya, nanti ditunggu saja hasilnya seperti apa,” ujarnya.
Seusai serangan teror di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari lalu, pemerintah memutuskan merevisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan ada sejumlah poin yang menjadi usul pemerintah dalam revisi UU tersebut. Yasonna belum merinci poin-poin yang dimaksud.