TRANSLATE

Menhan: Pesawat yang Jatuh di Malang Kondisinya Masih Baik

Kamis, 11 Februari 2016

Menhan: Pesawat yang Jatuh di Malang Kondisinya Masih Baik

VIVA.co.id – Pesawat tempur milik TNI diberitakan jatuh di permukiman warga di Kota Malang, Jawa Timur, pada Rabu pagi, 10 Februari 2016. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku sudah mendengar berita itu, namun belum mendapat laporan lengkap dari lapangan.

“Tadi sudah ada kabar kritis ya, sudah ada yang meninggal,” kata Ryamizard di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 10 Februari 2016.

Ryamizard mengatakan pesawat yang jatuh itu belum terlalu lama usianya. Karena itu ia juga yakin jika pesawat itu kondisinya masih layak untuk terbang.

“Itu baru 2003, belum terlalu lama. Itu (kondisinya) baik. Kita lihat dulu itu kesalahan pesawat atau orang. Pesawat itu cukup baik,” ujarnya.

Menurutnya, evaluasi akan dilakukan secepatnya. Mengenai adanya pemukiman penduduk di dekat landasan, ia mengatakan para pemukim yang biasanya datang sendiri untuk bermukim di sekitar landasan itu.

“Landasannya yang sepi, rakyat yang dekat situ. Dulu kayak Halim, terus batalyon-batalyon itu kan sepi, tapi rakyat yang datang. Pemukim itu datang sendiri,” kata Ryamizard.

.
Pesawat TNI Jatuh, Kemhan Akan Atur Jarak Lanud dengan Permukiman Warga

Jakarta – Sejumlah pesawat TNI jatuh di permukiman warga, seperti Super Tucano di Malang dan Hercules di Medan. Untuk itu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan mengatur agar pangkalan udara (Lanud) TNI berada pada jarak aman dengan permukiman warga.

Meski begitu, Ryamizard menyatakan pada dasarnya pembangunan Lanud sudah disesuaikan. Tapi pada perkembangannya, banyak warga yang kemudian membangun rumah di dekat-dekat Lanud dan akhirnya menjadi permukiman.

“Jadi gini, asrama tentara, saya tuh kan sering pindah-pindah, dulu tuh sepi tidak ada orang. Tapi makin lama orang makin mendekat, jadi ramai. Sekarang ada tol, macam-macam. Bahkan Halim sendiri kan kepotong. Dulu sepi. Jadi yang mendekat adalah warga,” ungkap Ryamizard di Gedung DPR, Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (10/2/2016).

“Dulu landasannya sepi, rakyat yang mendekat ke situ. Lihat saja Halim itu dulu kan sepi. Dulu batalyon-batalyon saya dulu sepi, tapi ada batalyon dia (warga) datang,” sambungnya.

Keadaan seperti ini disebut Ryamizard bukan hanya terjadi di Indonesia. Di negara-negara lain pun, pangkalan militer yang tadinya sepi pada akhirnya ‘terkepung’ oleh permukiman warga.

“Di luar negeri juga begitu. Pangkalan-pangkalan itu tetap begitu, mau gimana lagi,” kata Ryamizard.

Berusaha mengurangi potensi bahaya, jenderal purnawirawan itu pun akan bekerja sama dengan pemda dan sejumlah pihak untuk mengatur keberadaan lanud. Harapannya agar potensi jatuhnya korban sipil saat pesawat jatuh dapat diminimalisir.

“Jelas (kerja sama dengan pemda), dengan ada segala macam ini, kita akan kerjasama dengan siapa saja yang terkait dengan keamanan udara. Termasuk apa yang harus dilakukan masyarakat,” tutur Ryamizard.

Mengenai masalah ini, Pimpinan Komisi I DPR TB Hasanudin menilai memang kondisinya agak sulit dihindari. Seperti jatuhnya pesawat Super Tucano pagi tadi di Malang, TB menyatakan sebelumnya Lanud Abdurrahman Saleh berada di lokasi terpencil.

“Situasinya dulu di lapangan terbang di Malang itu jauh terpencil di hutan, sekarang tak bisa dihindari ada perumahan rakyat. Dulu Halim juga, menuju ke Halim tak ada perumahan, sekarang sangat padat,” ujar TB di lokasi yang sama.

Untuk ke depan, TB meminta agar pihak TNI kembali mengkaji mengenai lokasi pangkalan udara. Seperti misalnya untuk tes udara tidak dilakukan di lokasi yang berada dekat permukiman warga.

“Ini jadi acuan tapi kalau untuk tes flight harus di situ, kalau di Malang tak mungkin di tempat lain. Tak bisa dihindari tapi harus ada pikiran akan mendisposisi pangkalan yang dekat dengan penduduk dengan tidak mengurangi nilai strategis pertahanan,” pungkas Politisi PDIP itu.

Sumber : https://news.detik.com

.
Menhan akan Perketat Aturan Pengadaan dan Pemeliharaan Pesawat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menyatakan, bakal menerapkan sejumlah aturan baru, termasuk memperketat pengadaan pesawat untuk keperluan TNI AU.

Langkah ini diambil pasca jatuhnya pesawat Super Tucano TT-3180 di Malang, Jawa Timur, pada Rabu (10/2). Tidak hanya pengetatan dalam pengadaan pesawat, Kemenhan, ujar Ryamizard, juga akan mengevaluasi mengenai pemeliharaan pesawat.

”Aturan baru jelas memperketat pengadaan. Kemudian yang kedua memperketat pemeliharaan,” katanya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/2).

Ryamizard melanjutkan, pemeliharaan merupakan aspek penting dalam penggunaan pesawat. Jika pemeliharaan tidak bagus, maka akibatnya akan fatal.

”Baru, tapi pemeliharaan tidak bagus, ya fatal. Kemudian pesawat lama, kalau pemeliharaan bagus, itu tidak fatal,” ujarnya.

Bahkan, Ryamizard memberi contoh, Singapura yang sebenarnya negara kaya dan mampu membeli semua tipe pesawat, tapi masih memiliki kebijakan pemeliharaan yang bagus. Sehingga, pesawat-pesawat lama yang dimiliki Singapura masih bisa dioperasikan secara maksimal.

Sebelumnya, pesawat Super Tucano jatuh di sekitar pemukiman warga di Jalan LA Sucipto, Belimbing, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2) pagi. Akibat kejadian itu, tiga orang dilaporkan tewas. Pesawat tersebut jatuh saat melakukan test flight pasca pemeliharaan dan perawatan.

Terkait pengadaan pesawat buatan Brasil itu, pemerintah Indonesia memang telah memesan 16 pesawat Super Tucano dari perusahaan asal Brasil, Embraer Defense System.

Kontrak pengadaan pesawat tersebut diteken pada 2010 silam, sedangkan pengiriman pertama dilakukan pada 2013 lalu. Hingga kini, Indonesia baru menerima 12 pesawat Super Tucano.

.
Pesawat Jatuh, Menhan: Perketat Pemeliharaan Pesawat

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berjanji membenahi perawatan pesawat-pesawat perang yang dimiliki pemerintah. Hal ini menyusul jatuhnya pesawat latih Super Tucano milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menimpa rumah warga di Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, pagi tadi.

“Aturan baru jelas memperketat pengadaan dan kedua memperketat pemeliharaan. Pemeliharaan itu sangat penting. Baru tapi pemeliharaan tidak bagus, fatal,” kata Ryamizad saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 10 Februari 2016.

Ryamizad mengaku belum mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano yang dibeli pada 2012 itu. Kementerian Pertahanan, kata dia, akan segera melakukan penyelidikan terkait dengan hal itu. “Tiap ada kejadian pasti kami evaluasi. Kami akan melihat apakah faktor cuaca, orangnya, atau mesinnya,” katanya.

Pukul 10.00 WIB tadi pagi, pesawat latih itu jatuh di tengah permukiman warga saat sedang uji terbang. Hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai jumlah korban jiwa. Ryamizad sendiri mengatakan terdapat korban tewas, yaitu seorang wanita yang tertimpa reruntuhan bangunan akibat tertubruk pesawat.

Lokasi kejadian sendiri berjarak sekitar lima kilometer dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang. Pangkalan tersebut mengoperasionalkan pesawat, antara lain pesawat angkut, Hercules, dan pesawat Super Tucano. Ryamizad menyangkal landasan pesawat dibuat dekat permukiman, dan membuatnya rawan. “Landasannya sepi, rakyat yang dekat situ,” katanya.

.
Menhan: Pesawat Super Tucano yang Jatuh Masih Baru

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pesawat Super Tucano buatan Brasil milik TNI Angkatan Udara yang jatuh di Malang hari ini masih tergolong baru dan dalam kondisi baik.

Kondisi pesawat yang dianggap Ryamizard masih layak itu membuat jajaran Kementerian Pertahanan akan ikut mencari tahu soal penyebab kecelakaan yang menewaskan sedikitnya dua orang tersebut.

“Kami lihat dulu, itu kesalahan (teknis) pesawat atau orang (human error),” kata Ryamizard di sela rapat dengan Komisi Pertahanan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (10/2).

Sejauh ini, kata Ryamizard, ia belum menerima laporan resmi terkait jatuhnya pesawat EMB-314 Super Tucano di Blimbing, Malang, Jawa Timur. Menurut Ryamizard, dia mengetahui kecelakaan itu dari pemberitaan di media massa.

Hingga saat ini pun, ujar Ryamizard, belum ada arahan resmi dari Presiden Joko Widodo terkait kecelakaan tersebut.

Super Tucano nahas ditemukan menimpa rumah warga pada pukul 10.07 WIB setelah hilang kontak 10 menit sebelumnya, pukul 09.57 WIB. Pesawat jatuh di permukiman padat penduduk tak jauh dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.

Sejumlah orang menjadi korban dalam peristiwa itu. Mereka adalah Nyonya Mujianto yang ditemukan tewas di dapur rumahnya yang tertimpa pesawat, seorang penghuni kos di rumah Mujianto, dan dua penumpang pesawat, yakni pilot Mayor Penerbang Ivy Safatillah serta teknisi mesin Syaiful.

“Kondisi pilot dan kopilot (teknisi mesin) kritis,” kata Ryamizard.

Secara terpisah, Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang, Marsekal Pertama Djoko Senoputra, menyatakan satu penumpang Super Tucano masih dicari dan belum berhasil dievakuasi.

“Satu orang berhasil eject, satu belum ditemukan,” kata Djoko kepada CNNIndonesia.com. Eject yang ia maksud ialah keluar dari pesawat dengan kursi pelontar.

Djoko belum tahu mana di antara pilot dan teknisi mesin itu yang telah berhasil dievakuasi dan yang masih dicari. Yang jelas, kata dia, seluruh korban terus diupayakan dievakuasi dari reruntuhan bangunan.

Ada 16 pesawat latih taktis Super Tucano yang dipesan Indonesia dari Brasil. Dari 16 pesanan pesawat itu, sebanyak 12 unit telah tiba di Indonesia dan delapan di antaranya ditempatkan di Skadron 21 Malang.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia