Menhan dan Menlu Siap ke Jepang Bahas Isu Kawasan
Kamis, 17 Desember 2015REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Luar egeri (menlu) Retno Marsudi bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu akan melakukan kunjungan ke Jepang dalam rangka pertemuan 2+2, di Tokyo, Jepang, Kamis (17/12).
Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Indonesia Edy Yusuf mengatakan, pertemuan 2+2 akan fokus pada pembahasan kerja sama strategis. Di antaranya bidang penekanan perdagangan, dan investasi.
Selain itu, pelaksanaan perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang (IJPA), dan meningkatkan kerja sama strategis antara ASEAN-Jepang. Sementara dalam kerangka hubungan people to people, Menlu akan membahas pemberlakuan bebas visa untuk paspor diplomatik dan paspor dinas.
“Ini karena meningkatnya kunjungan kerja dari pejabat-pejabat Indonesia ke Jepang maupun pejabat dari Jepang ke Indonesia,’’ ujarnya kepada Republika.co.di di Jakarta, Rabu (16/12).
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Tanizaki Yasuaki mengatakan, pertemuan antara menteri pertahanan dan menlu Jepang-Indonesia ini akan diadakan di Tokyo. Ia menambahkan, ini kali pertama Jepang menjadi penyelenggara pertemuan semacam ini dengan negara Asia Tenggara.
”Dalam pertemuan tersebut akan dibahas berbagai masalah internasional maupun regional seperti Laut Cina Selatan, langkah-langkah anti-terorisme, dan lain-lainnya,” ujarnya. Ia berharap konsep kemitraan strategis antara Jepang dan Indonesia bisa lebih diperkuat dengan adanya pertemuan tersebut.
.
Menlu dan Menhan Hadiri Pertemuan 2+2 dengan Jepang
Liputan6.com, Jakarta – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Rymizard Ryacudu dilaporkan akan mengadakan pertemuan 2+2 dengan Menlu dan Menhan dari Jepang. Sejumlah isu akan diangkat dalam pertemuan itu.
Menurut keterangan Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Edi Yusup, isu yang dibahas menteri luar negeri, termasuk di antaranya soal pembebasan visa dan penguatan kerjasama ekonomi.
“Menlu Retno akan menekankan peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi kedua negara. Lalu Menlu akan menegaskan kembali mengenai pelaksanaan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA),” ujar Edi di kantor Kemlu, Rabu (16/12/2015).
“Kita juga akan mendorong bebas visa untuk diplomatik dan dinas,” imbuh dia.
Sementara untuk bidang militer, isu seperti penguatan kerjasama di bidang industri strategis pertahanan akan menjadi pokok bahasan penting kedua menhan.
“Bidang pertahanan akan membicarakan soal industri strategis, selanjutnya akan dibicarakan kerjasama global untuk reformasi PBB, anti-terorisme dan hal lainnya,” ucap Edi.
Pertemuan 2+2 RI-Jepang merupakan inisiasi dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Jokowi. Pertemuan ini pun baru pertama kali dilakukan pada 2015 ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, terselenggaranya 2+2 ini menunjukkan betapa eratnya hubungan RI-Jepang. Hubungan itu pun diharapkan dapat terus menguat pada masa mendatang.
“Menlu Retno akan melakukan pertemuan 2+2 pertama dengan Jepang pada tanggal 17 Desember 2015. Pertemuan ini menunjukkan pentingnya kedekatan hubungan antar-negara dan untuk mendorong perdamaian di kawasan serta meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Jepang,” pungkas Arrmanatha.
.
Bahas Sejumlah Isu, Menlu dan Menhan Terbang ke Jepang
JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu akan bertolak ke Jepang untuk melakukan pertemuan 2+2 dengan Menlu dan Menhan Jepang. Pertemuan itu rencananya akan digelar pada 17 Desember mendatang.
Menurut Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Indonesia, Edi Yusup, pembahasan dari kerjasama pertahanan hingga ekonomi akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
“Akan diupayakan pengembangan strategis, kita berharap akan ada transfer teknologi. Lalu dibahas juga bagaimana meningkatkan kerjasama soal ASEAN-Jepang. Kita ingin jepang memberi kontribusi pada ASEAN dan ASEAN 2025. Lainnya soal senjata pemusnah massal dan terorisme,” ucap Edi pada Rabu (16/12).
Selain itu, pembahasan mengenai visa juga akan dibahas dalam pertemuan tersebut. “Sudah ada bebas visa kedua negara untuk pemegang paspor hijau. Sekarang kita dorong bebas visa dinas dan diplomatik,” sambungnya.
Dari sisi ekonomi, menurut Edi, Menlu akan menekankan betapa pentingnya perdagangan dengan Jepang, dan ingin terus meningkatkan kerjasama tersebut. Kerjasama soal pencurian ikan juga akan dibahas dalam pertemuan itu.
Sumber : http://international.sindonews.com