Kemenhan Pertimbangkan Program Bela Negara Masuk Ekstrakurikuler Sekolah
Jumat, 23 Oktober 2015JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pertahanan akan mempertimbangkan agar program bela negara disisipkan sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Hal itu untuk menghindari terganggunya jadwal belajar siswa yang ingin mengikuti program bela negara.
“Nanti kita atur agar anak sekolah yang mau ikut jangan sampai mengganggu aktivitas sekolahnya,” ujar Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Timbul Siahaan, dalam wawancara dengan Kompas.com, Jumat (16/10/2015).
Menurut Timbul, jika melalui kegiatan ekstrakurikuler, materi yang seharusnya disiapkan untuk pelatihan selama tiga hari bagi kader muda akan disesuaikan dengan waktu pelajaran siswa. Dengan demikian, siswa tidak terbebani dengan jadwal pelajaran yang padat.
Selain melalui kegiatan ekstrakurikuler, pelatihan bela negara juga dapat dilakukan saat masa orientasi siswa. Beberapa universitas, menurut Timbul, sudah menawarkan agar program bela negara dilakukan untuk mengganti kegiatan ospek mahasiswa.
“Saya sendiri beberapa waktu lalu hadir di Akademi Keperawatan. Saya datang dan saya ajarkan mengenai masalah kebangsaan,” kata Timbul.
Program bela negara adalah respons Kemhan dalam mewujudkan program revolusi mental yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. Melalui program ini, diharapkan masyarakat dapat diberikan kesadaran akan konsep bela negara yang terdiri dari nilai-nilai cinta tanah air, rela berkorban, dan yakin dengan ideologi Pancasila. Peserta program ini tidak terbatas pada usia tertentu.
Selain itu, peserta program juga mendaftarkan diri secara sukarela, tanpa ada sanksi bagi yang tidak ikut.