TRANSLATE

Kian Dipercaya Rakyat Sendiri dan Diperhitungkan di Luar Negeri, Bravo TNI!

Senin, 19 Oktober 2015

JAKARTA – Usia Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang semakin bertambah ternyata berbanding lurus dengan meningkatnya kepercayaan publik terhadap korps angkatan bersenjata yang kini dipimpin Jenderal Gatot Nurmantyo itu. Hasil survei terkini IndoBarometer menunjukkan TNI menjadi salah satu lembaga yang mendapat tingkat kepercayaan tinggi dari publik.

Berdasarkan survei IndoBarometer terhadap 1200 responden di 34 provinsi pada 14-22 September lalu, TNI mendapat tingkat kepercayaan hingga 81 persen. Posisi itu hanya selisih satu angka dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengantongi tingkat kepercayaan 82 persen.

Direktur Eksekutif IndoBarometer, M Qodari mengatakan, tingginya kepercayaan publik terhadap TNI tak terlepas dari reformasi internal yang terus berjalan. “Ini pandangan publik,” katanya seperti dikutip Rakyat Merdeka Online.

Selain itu, katanya, publik juga sudah melupakan isu-isu yang selama ini melekat pada TNI. Misalnya, soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM), Dwi Fungsi ABRI, ataupun TNI sebagai alat kekuasaan.

“Jadi persoalan yang selama ini menjadi kesan negatif sudah tidak ada lagi. Isu-isu besar TNI terkait dengan kesan di masyarakat sudah selesai,” katanya.

Terpisah, politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan, tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap TNI tentu patut diapresiasi. Menurut anggota DPR itu, kini TNI memang memunculkan wajah yang ramah di hadapan masyarakat.

Bahkan, kata Maruarar, di wilayah Subang, Majalengka dan Sumedang yang menjadi daerah pemilihannya, TNI turun aktif di tengah-tengah masyarakat untuk menggenjot produksi pangan. “Prajurit TNI ikut serta bersama dengan rakyat mewujudkan swasembada pangan dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki TNI, baik di batalion-batalion maupun satuan lain agar ditanami sayuran atau dibuat kolam ikan,” katanya.

Di luar itu, katanya, TNI juga semakin antisipatif dengan potensi ancaman terhadap NKRI. Misalnya, dengan mengantisipasi ancaman peperangan asimeterik, perang urat syaraf (psywar) hingga peperangan di dunia maya atau cyber war.

“Waktu ulang tahun TNI kemarin, bisa kita lihat kesiapan TNI dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. TNI kita bahkan masuk dalam 12 besar militer yang diperhitungkan di dunia,” ungkap Maruarar.

.
Maruarar Sirait Mengapresiasi Kepercayaan Publik pada TNI

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Saat ini, TNI merupakan lembaga yang paling diapresiasi dan dipercaya oleh publik.
Tingkat kepercayaan publik kepada TNI melebihi pada lembaga lain, kecuali Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Berdasarkan hasil survei Indo Barometer bulan lalu yang dirilis kemarin, tingkat kepercayaan publik pada TNI mencapai 81 persen. Sementara tingkat kepercayaan publik pada KPK mencapai 82 persen.

Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait, mengapresiasi tingkat kepercayaan publik tersebut. Sebab memang kini, TNI juga sering berbaur dengan masyarakat.

Maruarar juga mengapresiasi TNI yang terlibat aktif dalam mewujudkan swasembada pangan, yang dikenal dengan doktrin sistem pertahanan rakyat semesta.

“Di daerah pemilihan saya di daerah Subang, Majalengka dan Sumedang, misalnya, prajurit TNI ikut serta bersama dengan rakyat mewujudkan swasembada pangan dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki TNI, baik di Batalyon-Batalyon maupun satuan lain agar ditanami sayuran atau dibuat kolam ikan,” kata Maruarar, Sabtu (10/10/2015).

Maruarar juga mengapresiasi kesiapan TNI dalam menghadapi ancaman cyber war, perang asimetrik dan lain-lain.

Saat ini, isu keamanan dan pertahanan bukan lagi terkait dengan perebutan teritorial langsung tapi lebih kepada otoritas penguasaan kedaulatan melalui teknologi dan psywar.

“Kita sangat mengapresiasi TNI, yang mendapat kepercayaan tinggi dari rakyat. Kita juga apresiasi Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo. Waktu ulang tahun TNI kemarin, bisa kita lihat kesiapan TNI dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. TNI kita bahkan masuk dalam 12 besar militer yang diperhitungkan di dunia,” ungkap Maruarar.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qadari, mengungkap, publik sudah melupakan isu-isu yang selama ini melekat pada TNI ketika Orde Baru berkuasa.

Misalnya saja, soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) atau posisi TNI yang menjadi alat kekuasaan.

“Dwi fungsi ABRI juga sudah selesai. Kini, tak ada lagi tentara yang mendominasi pimpinan daerah. Kini itu tak ada lagi.

Jadi persoalan yang selama ini menjadi kesan negatif sudah tidak ada lagi. Isu-isu besar TNI terkait dengan kesan di masyarakat sudah selesai,” kata Qodari.

?TNI juga mendapat apresiasi tinggi dari publik karena secarainternal, rerformasi dari dalam suksesdilakukan.

Hal ini terkonfirmasi dari pertanyaan survei, lembaga mana yang dianggap bersih, transparan, bebas dari KKN serta berkinerja baik. Dan hasil survei menunjukkan TNI mendapat pujian tinggi.

“Ini pandangan publik. Tentu bisa dikonfirmasi juga ke pengamat militer, terkait dengan dinamika TNI hingga bisa dipercaya publik,” ungkap Qodari.

Meski demikian tinggi apresiasi publik, Qadari tak percaya publik akan kembali memilih TNI untuk masuk ke gelangang politik. Dan lebih-lebih, pemerintahan sipil juga sudah sangat bagus, tinggal terus diperkuat.

“Jangan sampai militer masuk ke panggung politik. Jangan sampai ya. Pemerintahan sipil harus kuat, dan perlu juga diingat reformasi di internal TNI juga sangat tergantung pada komitmen pemerintahan sipil,” ungkap Qadari.

.
Penyebab KPK dan TNI Masih Dipercaya Rakyat

JAKARTA – Hasil survei Indo Barometer menyebutkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepresidenan memperoleh kepercayaan tertinggi di mata publik dalam kurun satu tahun Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti mengaku tidak heran dengan tingkat kepercayaan tinggi yang diraih lembaga Kepresidenan, KPK, dan TNI.

“Saya tidak kaget kalau publik masih sangat percaya kepada Presiden, KPK dan TNI, karena ketiga lembaga ini yang sukses di mata publik,” kata Ray di Jakarta, Sabtu 10 Oktober 2015.

TNI selama ini sangat konsisten dan sukses dengan reformasi yang dilakukan. Demikian juga KPK menjadi lembaga antirasuah yang paling sukses di mata publik.

“Hasil survei ini juga mengafirmasi bahwa publik sangat mengharapkan KPK tetap ada. Karena itu, rencana DPR dan pemerintah merevisi undang-undang untuk melemahkan KPK tidak tepat,” ucapnya.

Mengenai tingkat kepercayaan kepada Presiden Jokowi yang tinggi, Ray mengatakan, ini bukti publik masih sangat berharap presiden bisa menuntaskan semua persoalan bangsa dana negara.

“Walau popularitas Jokowi kali ini turun, tapi tingkat kepercayaan publik kepada presiden tetap tinggi. Ini modal bagi Presiden untuk terus berbuat yang baik bagi bangsa ini,” tuturnya.

Survei Indo Barometer tersebut dilaksanakan tanggal 14-22 September 2015 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah responden tercatat 1.200 orang dengan margin of error sekitar tiga persen.

source: http://nasional.sindonews.com




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia