TRANSLATE

Simulator pesawat tempur F-16 V hadir di Indonesia

Jumat, 9 Oktober 2015

Simulator pesawat tempur F-16 V hadir di Indonesia

Jakarta (ANTARA News) – Lockheed Martin, produsen pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang digunakan TNI AU, menghadirkan simulator F-16 V, di Jakarta, Rabu.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake Jr, sempat mencoba duduk di kursi lontar simulator itu serta mendengarkan berbagai penjelasan dari Lockheed Martin.

Selain itu, jurnalis yang hadir juga dapat melihat dan mencoba langsung simulator berukuran kompak yang dibawa mereka.

Kehadiran simulator F-16 V ini hanya sekitar dua pekan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat untuk kunjungan resmi kepada koleganya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Dalam simulator itu, dipasang semua modul dan layar monitor yang persis sama dengan yang terdapat pada pesawat tempur itu dalam keadaan sesungguhnya. Dua head-up display utama ada di kanan dan kiri kanopi, dengan joy stick di kanan serta throttle tenaga mesin di sisi kiri.

Menurut Kepala Pilot Uji F-16 dan T-50 Lockheed Martin, Paul Bear Randall, yang bekas penerbang tempur Angkatan Laut Amerika Serikat, yang menjadi instruktur pada kesempatan itu, manajemen tempur dan kewaspadaan akan situasi pada simulator itu sama persis dengan yang ada di pesawat aslinya.

“Misalnya untuk membidik dan memilih jenis persenjataan yang akan ditembakkan, pilot tinggal mengikuti perhitungan komputer dan sistem avionika yang ada,” kata dia.

F-16 Fighting Falcon pertama kali diproduksi General Dinamics sebelum diakuisisi Lockheed Martin. Dengan rekor penjualan sekitar 4.500 unit dari berbagai tipe dan varian, F-16 Fighting Falcon menjadi pesawat tempur yang paling laris hingga saat ini.

Amerika Serikat sebagai negara asal F-16 Fighting Falcon tidak memakai F-16 V yang merupakan tipe tersebut karena telah memastikan memenuhi keperluan pesawat tempurnya dari Program Pesawat Tempur Gabungan F-35 Lighting II dan F-22 Raptor.

Kehadiran simulator F-16 V di Indonesia ini, menurut Kepala Pengembangan Bisnis F-16 Lockheed Martin, Randall Howard, dimaksudkan untuk memberi pemahaman lebih lengkap kepada jurnalis dan umum tentang berbagai hal yang terdapat pada pesawat tempur ini.

“Juga untuk mengisi keperluan Indonesia akan pengganti F-5E/F Tiger II yang akan dipensiunkan,” kata dia.

Calon pengganti F-5E/F Tiger II Nortrop Grumman dari Skuadron 14 TNI AU ada beberapa, di antaranya Sukhoi Su-35BM (Knaapo/Rusia), F-16 (Lockheed Martin/Amerika Serikat), dan JAS-39C/D Gripen (Saab/Swedia).

Kontrak pembelian calon pengganti F-5E/F Tiger II sesuai kehendak visi keperluan Kekuatan Esensial Minimum II (2019-2024) belum dilakukan walau Kementerian Pertahanan menyebut-nyebut itu adalah Sukhoi Su-35BM.

.
TNI-AU Bisa Miliki Jet Tempur F-16 Tercanggih

JAKARTA, KOMPAS.com – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) berkesempatan mengoperasikan pesawat tempur jet F-16 generasi terbaru, F-16 Viper (F-16V).

Hal tersebut dimungkinkan setelah pabrikan F-16, Lockheed Martin asal Amerika Serikat (AS) berkunjung ke Indonesia dan mengajukan proposal penawarannya kepada pemerintah RI. Lockheed Martin pun memboyong cockpit demonstrator F-16V untuk dicoba oleh awak media.

Randy Howard, selaku Business Development F-16 Lockheed Martin mengatakan di hadapan media, termasuk KompasTekno, bahwa F-16V yang ditawarkan kepada Indonesia ini telah memiliki upgrade avionik dan sistem radar paling canggih yang dimiliki generasi F-16.

“Karena itu, Indonesia bisa menjadi operator pertama generasi F-16 tercanggih yang kami miliki,” ujar Randy saat ditemui di Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Dijelaskan Randy, sistem radar milik F-16V bisa menjejak target udara dan darat secara bersamaan. Dengan demikian, F-16V bisa berperan sebagai pesawat “multirole” baik untuk misi udara-udara atau udara-darat (Air-to-Air dan Air-to-Ground).

Selain itu, berkat dukungan radar SABR (Scalable Agile Beam Radar) APG-83 yang dikembangkan bersama dengan Northrop Grumman, F-16V dikatakan Randy memiliki mode maritim khusus untuk patroli wilayah perbatasan di laut, yang merupakan sebagian besar wilayah Indonesia.

Radar ini juga diklaim Randy memiliki resistensi tinggi terhadap jamming, peningkatan tracking target, dan jangkauan deteksi target yang lebih jauh dibanding generasi F-16 sebelumnya.

Varian F-16V juga memiliki tanki bahan bakar tambahan (CFT/Conformal Fuel Tanks) yang berada di punggung pesawat, sehingga menambah daya jelajah pesawat tanpa mengorbankan jumlah persenjataan yang bisa dibawa.

Biasanya, tanki bahan bakar tambahan yang dibawa F-16 menggunakan salah satu cantolan misil yang ada di sayap atau perut pesawat.

Dengan memiliki CFT di punggung, maka cantolan-cantolan tersebut tetap bisa dimaksimalkan untuk membawa berbagai sistem persenjataan.

Lebih ekonomis

Karena merupakan pesawat dengan mesin jet tunggal, Lockheed Martin mengklaim F-16V lebih irit dibanding pesawat jet bermesin ganda, seperti Sukhoi Su-35 yang saat ini juga diminati oleh TNI AU.

Menurut Lockheed Martin, F-16V memiliki biaya perawatan yang lebih rendah dibandingkan dengan pesawat tempur bermesin ganda tadi. Selain bisa mengurangi biaya produksi mesin, juga mengurangi konsumsi bahan bakar.

Mesin yang digunakan oleh F-16V juga bisa dipakai terbang (air time) lebih lama sebelum harus dilakukan perawatan secara rutin.

Di samping itu, mesin baru tersebut juga memiliki kesamaan fasilitas/logistik dengan mesin Pratt Whitney PW220 yang dipakai generasi F-16 sebelumnya.

Urusan commonality (kesamaan) ini juga menjadi jualan utama Lockheed Martin dalam menawarkan f-16 kepada pemerintah Indonesia. Kita tahu Indonesia telah mengoperasikan F-16 A/B Block 15 sejak tahun 1980-an sebagai bagian dari proyek Peace Bima Sena I.

Lalu gelombang kedua F-16 datang ke Indonesia pada 2014 lalu sebagai bagian dari kesepakatan Peace Bima Sena II.

“Indonesia telah menjadi operator F-16 sejak lama, tentu ini bisa mempercepat adopsi,” ujar Randy.

Transfer teknologi

Salah satu syarat yang diminta oleh pemerintah Indonesia dalam proyek peremajaan armada pesawat TNI-AU adalah transfer teknologi. Berbicara mengenai hal ini, Lockheed Martin mengaku saat ini belum ada pembicaraan banyak dengan pemerintah Indonesia, namun peluang itu ada dan terbuka lebar.

Transfer teknologi yang diminta oleh pemerintah RI bisa diwujudkan melalui produksi komponen atau suku cadang di dalam negeri, seperti komponen tanki bahan bakar tambahan (CFT) tadi.

Dalam hal ini, Lockheed Martin bisa menggandeng PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Jawa Barat.

Kesepakatan ini pun menurut Director International Business Development (IDB) Asia Pacific Lockheed Martin, Robie Notestine, tidak terbatas untuk pesawat F-16 saja, melainkan juga pesawat produksi Lockheed Martin lain yang juga dioperasikan oleh TNI-AU, seperti pesawat angkut C-130 Hercules.

“Kesempatannya ada, dan kami akan senang untuk membicarakannya dengan pemerintah Anda,” terang Notestine kepada KompasTekno.

Untuk diketahui, status dari penawaran F-16V kepada pemerintah Indonesia masih dalam tahap “Request of Information,” sebagaimana dengan status pabrikan-pabrikan pesawat jet tempur lain yang juga melakukan penawaran kepada Indonesia, termasuk Eurofighter Typhoon, SAAB JAS 39 Gripen, dan Sukhoi dengan Su-35-nya.

Pesawat-pesawat tersebut yang saat ini menjadi kandidat teratas untuk menggantikan armada F-5E Tiger TNI-AU yang segera dipensiunkan. Perlu ditegaskan bahwa TNI-AU belum secara resmi memilih salah satu jenis pesawat tempur tadi.

.
Jet TNI AU Sudah Terlampau Jadul, AS Tawarkan F-16V

Metrotvnews.com, Jakarta: F-15 Tiger, salah satu pesawat jet tempur milik TNI Angkatan Udara, dinilai sudah terlalu usang untuk dioperasikan, kata perusahaan teknologi asal Amerika Serikat Lockheed Martin.

Lockheed Martin pun menawarkan pesawat terbaru, yakni F-16 Viper, varian dari F-16 Fighting Falcon.

“F-5 usianya sudah sangat tua. Akan lebih mahal jika Indonesia terus mempertahankannya. Biaya perawatannya akan lebih mahal. Kami merekomendasikan pakai pesawat baru,” kata Randy Howard, Director Business Development F-16 dari Lockheed Martin, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Dengan biaya operasional yang lebih murah, Randy menilai tentu akan lebih menguntungkan bagi Indonesia yang anggaran militernya terbatas. Terlebih, pilot-pilot di TNI AU juga sudah terbiasa dengan F-16.

Lantas, berapa harga F-16V?

“Saya belum tahu harga pastinya, tetapi yang jelas di bawah 100 juta USD,” ujar Randy.

F-16V sudah dilengkapi radar AESA APG-83 SABR. Radar ini mampu mendeteksi dan membidik 20 sasaran sekaligus. Selain itu, sesuai standar pesawat generasi 4++, Viper juga dilengkapi avionik canggih dan modular, serta dilengkapi data link, helm pintar dan teknologi canggih lain.

Viper juga dilengkapi automatic ground collision avoidance system. Ini adalah sistem pencegah benturan dengan permukaan, seandainya karena satu dan lain hal, pilot kehilangan kendali dan menukik tajam, maka pesawat bisa secara otomatis menanjak dan menghindari benturan.

Pertama kali diproduksi General Dinamics, F-16V akhirnya diakuisisi Lockheed Martin. Dengan rekor penjualan sekitar 4.500 unit, berbagai tipe dan varian F-16 Fighting Falcon menjadi pesawat tempur paling laris saat ini.

Biaya operasional F-16V diklaim lebih ekonomis dibanding jet sejenis.

.
Ini Spesifikasi Jet Canggih F-16V yang Dibawa ke Jakarta

Metrotvnews.com, Jakarta: Perusahaan teknologi militer Lockheed Martin memperkenalkan produk militer terbaru dan tercanggihnya saat ini: F-16 Viper. F-16 Viper atau F-16V merupakan versi terbaru dari F-16. Jet ini sudah dilengkapi radar AESA APG-83 SABR.

Radar ini mampu mendeteksi dan membidik 20 sasaran sekaligus. Selain itu, sesuai standar pesawat generasi 4++, Viper juga dilengkapi avionik canggih dan modular, serta dilengkapi data link, helm pintar dan teknologi canggih lain.

Viper juga dilengkapi automatic ground collision avoidance system. Ini adalah sistem pencegah benturan dengan permukaan, seandainya karena satu dan lain hal, pilot kehilangan kendali dan menukik tajam, maka pesawat bisa secara otomatis menanjak dan menghindari benturan.

F-16V pertama kali diproduksi General Dinamics, sebelum akhirnya diakuisisi Lockheed Martin. Dengan rekor penjualan sekitar 4.500 unit, berbagai tipe dan varian F-16 Fighting Falcon menjadi pesawat tempur paling laris saat ini.

Biaya operasional F-16V diklaim lebih ekonomis dibanding jet sejenis.

“Kami memastikan setiap yang membeli F-16V akan mendapat satu paket, kami tidak hanya menjual pesawat, tapi kami memberikan ‘paket komplet’ yaitu berupa pelatihan untuk para pilot, perawatan dan pemberian suku cadang selama tiga tahun, karena kami ingin memastikan kalian dapat menerbangkannya dengan baik,” ujar Robie Notestine, Director International Business Development Asia Pasific dari Lockheed Martin di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Lantas, berapa harga F-16V?

“Saya belum tahu harga pastinya, tetapi yang jelas di bawah 100 juta USD,” kata Randy Howard, Director Business Development F-16 dari Lockheed Martin.

Tidak hanya mengenalkan, perusahaan asal Amerika Serikat ini juga menawarkan sensasi menjadi pilot lewat simulator kokpit F-16V di Jakarta.

Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake sempat mencoba simulator F-16V.

Dalam acara bertajuk “Earn Your Wings! Be an F-16 Pilot For a Day,” AS juga menyebut kerja sama militer Negeri Paman Sam dengan TNI terjalin dengan baik.

“Kami senantiasa membantu memodernisasi persenjataan TNI dan memberikan pelatihan militer secara langsung,” ujar Dubes Blake.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia