TRANSLATE

Menhan Klaim Warga Tolikara Sudah Akrab

Selasa, 29 September 2015

VIVA.co.id – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengklaim situasi Tolikara sudah aman dan kondusif setelah insiden kerusuhan dalam perayaan hari raya Idul Fitri pada 17 Juli 2015. Bahkan, katanya, warga sudah kembali akrab.

Pemerintah, menurut Menteri, tak akan menambah personel keamanan untuk menjaga ketertiban di sana. Aparat keamanan yang berada di sana pun diarahkan untuk membantu meningkat lagi komunikasi antarwarga.

“Enggak terlalu (banyak pasukan), cuma meningkatkan komunikasi, termasuk dengan masyarakat sana. Selama ini, sejak kejadian tersebut, kan para warga jadi akrab,” ujar Ryamizard seusai rapat kerja dengan Komisi I DPR di kompleks Parlemen di Jakarta pada Senin, 21 September 2015.

Menteri juga menjelaskan bahwa warga sudah menyadari dan saling memahami bahwa mereka membutuhkan perdamaian. Dia meyakini tak ada lagi warga atau pun kelompok yang menginginkan kerusuhan itu terulang lagi.

Sebelumnya, Kepala Polri, Jenderal Badrodin Haiti, menyatakan siap menambah kekuatan pengamanan guna menjamin keamanan pelaksanaan hari raya Idul Adha di Tolikara, Papua.

Dia telah memerintahkan Kepala Kepolisian Daerah Papua untuk menyelesaikan seluruh persoalan di Tolikara, termasuk menyelesaikan proses hukum yang sedang berjalan tanpa terganggu isu yang berkembang setelah kerusuhan. Dia berharap insiden Tolikara yang terjadi saat Idul Fitri tak terulang pada Idul Adha.

.
Menhan: TNI tingkatkan komunikasi di Tolikara

Jakarta (ANTARA News) – Menteri Pertahanan RI, Ryamizad Ryacudu mengatakan personil TNI sudah meningkatkan komunikasi dengan elemen masyarakat di Tolikara, Papua, mencegah terjadinya kerusuhan seperti saat perayaan Idul Fitri 2015.

“Tidak terlalu (ada pengerahan pasukan TNI), hanya peningkatan komunikasi saja termasuk dengan masyarakat,” katanya di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin.

Hal itu dikatakan Menhan seusai menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, di Ruang Rapat Komisi I DPR, Jakarta, Senin.

Ryamizad menjelaskan situasi di sana sudah diantisipasi dengan mengintensifkan komunikasi antara Komando Distrik Militer, Polda Papua, dan masyarakat Tolikara, Papua.

Langkah itu menurut dia, tidak sesuai dengan kondisi ketika terjadinyanya kerusuhan pada perayaan Idul Fitri lalu.

“Kodim, Polisi, dan masyarakat di sana sudah dikomunikasikan. Jadi tidak seperti kemarin (kerusuhan Tolikara pada perayaan Idul Fitri 2015), tidak ada komunikasi,” ujarnya.

Menurut dia, langkah komunikasi itu juga dilakukan terhadap institusi Gereja Di Injil Indonesia agar kejadian itu tidak terulang kembali.

Sebelumnya, terjadi aksi penyerangan terhadap warga yang sedang melaksanakan Salat Idul Fitri di Karubaga, Tolikara, Papua pada Jumat (17/7).

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sudah memerintahkan Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw agar menjamin keamanan pelaksanaan Idul Adha di Tolikara, Papua.

.
Menhan sebut bodoh jika kerusuhan di Tolikara terulang lagi

Merdeka.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi kepada seluruh elemen masyarakat di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. Hal itu dilakukan agar kerusuhan seperti saat Idul Fitri lalu tak lagi terulang.

“Untuk mencegah kisruh di Tolikara kita sudah mengantisipasi di sana dengan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Komando Distrik Militer (Kodim), lembaga kepolisian dan masyarakat di sana. Jadi enggak ada masalah seperti kemarin yang sebabnya tidak ada komunikasinya,” kata Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/9).

Menurutnya, antisipasi juga dilakukan dengan melakukan penambahan pasukan dengan skala kecil di wilayah bekas konflik di Tolikara. Sehingga, situasi di sana lebih kondusif dan terkontrol.

“Enggak terlalu ada pengerahan pasukan cuma peningkatan komunikasi saja termasuk dengan masyarakat di sana. Selama ini, sejak kejadian tersebut, semua akrab saja,” jelasnya.

Selain itu, Kementerian Pertahanan juga melakukan komunikasi kepada Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Dia mengatakan apabila segala upaya telah dilakukan dan konflik tetap terulang di Tolikara sebagai sesuatu yang bodoh.

“Dengan GIDI otomatislah semua. Masa kejadian itu akan terulang kembali, bodoh betul itu,” pungkasnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia