TRANSLATE

TNI Paling Kuat di Asia Tenggara

Kamis, 17 September 2015

TNI Paling Kuat di Asia Tenggara

batampos.co.id – Global Firepower (GFP), situs analisis kekuatan militer dunia merilis peringkat terbaru kekuatan ketentaraan negara-negara di dunia. TNI menjadi yang terkuat di Asia Tenggara.

Penentuan kekuatan ketentaraan dunia itu bukan sembarangan. GFP menggunakan sedikitnya 50 indikator untuk menentukan indeks kekuatan masing-masing negara (power index score-PwrIndx). Indikator tersebut antara lain; geografis, populasi, personel militer, anggaran militer, peralatan tempur, hingga utang luar negeri negara tersebut.

Meski Indonesia memiliki utang luar negeri yang besar, namun akumulasi 50 indikator tetap menempatkan TNI sebagai paling perkasa di Asia Tenggara, dan terkuat ke-6 di Asia, serta terkuat ke-12 di dunia dengan power indeks 0.5231. (lihat kekuatan TNI versi GFP di: http://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.asp?country_id=indonesia)

Lalu siapa nomor satu? Tentu saja tentara dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Amerika menjadi yang pertama dari 126 negara dengan power indeks 0.1661.

Di bawah AS, ada Rusia dengan power indeks 0.1865, lalu Tiongkok dengan power indeks 0.2315. (Selengkapnya buka: http://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp).

Sementara di Asia, Tiongkok menjadi yang terkuat disusul India, Korea Selatan, Jepang, Turki, dan Indonesia.

Di Asia Tenggara, Merah Putih paling berkibar. Diikuti Thailand, yang sekaligus menempati peringkat 20 dunia dengan power indeks 0.6833.

GFP mengingatkan, data atau hasil perhitungan mereka ini bertujuan sebagai sajian pandangan seputar potensi kekuatan militer konvensional dari suatu negara, yang tentu saja bisa menimbulkan perdebatan.

.
Intip Kekuatan TNI, Militer Terkuat di Asia Tenggara

MerahPutih Peristiwa – Militer Indonesia disebut-sebut sebagai militer terkuat di Asia Tenggara. Sebuah situs yang membahas khusus mengenai dunia militer globalfirepower juga menyebut kekuatan militer Indonesia berada pada peringkat 12 di dunia.

Bukan perkara mudah untuk membangun militer yang kuat, tangguh dan disegani. Terlebih saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami kesulitan ekonomi. Kekuatan militer dibangun bukan hanya bertumpu pada jumlah personel semata melainkan juga modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista).

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 alokasi negara untuk sektor pertahanan sebesar Rp112 trilun. Belakangan Presiden Joko Widodo menambah alokasi anggaran pertahanan menjadi Rp120 triliun.

Bekas Gubernur DKI Jakarta itu berdalih alokasi tambahan negara untuk sektor pertahanan ditujukan untuk membeli dan melakukan modernisasi Alutsista dan kesejahteraan prajurit.

Lantas seberapa kuatkan militer Indonesia?

Alokasi dana pertahanan di tanah air dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam banyak kesempatan selalu menjelaskan pentingnya penguatan dan modernisasi Alutsista.

Penguatan dan modernisasi Alutsista TNI dibagi dalam tiga tahap Rencana Strategis yang dikenal dengan sebutan Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Forces).

Ide pokok itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tanggal 4 Oktober 2010 dalam rapat Paripurna di DPR RI. Pembangunan kekuatan militer Indonesia dilakukan dalam tiga periode. Tahap pertama periode 2009-2014, kemudian tahap kedua periode 2014-2019 dan tahap ketiga periode 2019-2024. Pada tahun 2024 itulah MEF diharapkan sudah bisa terwujud.

Dilansir dari situs globalfirepower Tentara Nasional Indonesia (TNI) berjumlah 476.000 personel aktif, untuk jumlah personel cadangan mencapai angka 400.000 jiwa. Jumlah penduduk potensial yang berpeluang dijadikan tentara cadangan mencapai 129.075.188 jiwa.

Kemudian ditinjau dari kekuatan Alutsista dan peratan tempur, matra TNI Angkatan Darat menjadi matra terkuat.

TNI AD setidaknya tercatat memiliki 468 tank kemudian kendaraan tempur lapis baja sebanyal 1.089, artileri dengan mobilitas tinggi sebanyak 37 buah. Kemudian Artileri jarak jauh sebanyak 80 buah dan peluncur roket sebanyak 86 buah.

Belum lama ini matra AD juga sudah menerima 21 tank jenis Leopard. Tank jenis ini disebut dengan tank utama (Main Battle Tank) buatan Jerman. Indonesia sendiri memesan 164 tank dari berbagai jenis untuk memperkuat alutsistanya, termasuk tank Leopard di dalamnya.

Untuk matra Angkatan Laut (AL). Indonesia memiliki total kapal perang sebanyak 171 buah, kemudian kapal kelas frigat sebanyak 6 buah, kapal kelas kovert sebanyak 26 buah dan kapal selam sebanyak 2 unit. Indonesia sendiri hingga kini belum memiliki kapal induk dan kapal perusak.

Selanjutnya Matra Angkatan Udara (AU). Jumlah total pesawat yang dimiliki AU sebanyak 405 unit. Dengan rincian pesawat penyergap sebanyak 30 unit, pesawat tempur 52 unit, kemudian pesawat pengangkut 187 unit, pesawat latih 104 unit, helikopter tempur 5 unit dan Helikopter biasa sebanyak 148 unit.

MerahPutih Peristiwa – Kekuatan militer menjadi salah satu pembuktian besarnya suatu bangsa. Hampir setiap negara memiliki militer untuk mempertahankan kehormatan dam kedaulatan negaranya.

Sebuah situs menganalisis kekuatan militer negara-negara di dunia, Global Firepower, menetapkan kekuatan militer Indonesia terkuat nomer 12 di dunia dengan menjadi terkuat nomer satu di Asia Tenggara.

Dalam situs itu dijelaskan, kekuatan suatu kesatuan Militer dinilai dari berbagai faktor penunjang seperti: jumlah personel, usia minimum untuk bisa masuk akademi militer, persenjataan (di luar nuklir), anggaran, dan masih banyak lagi.

Kekuatan militer terkuat pertama dipegang oleh Amerika Serikat, kemudian disusul oleh Rusia, dan Tiongkok di posisi ke 2 dan ke 3.

Setelah itu India manjadi militer terkuat ke-4 disusul oleh Inggris, Prancis dan Korea Selatan. Jerman, Jepang dan Turki menduduki pringkat ke 8 sampai 10. Persis di atas Indonesia ada Israel di posisi 11, Indonesia 12 kemudian Australia di posisi 13.

Negara tetangga seperti Malaysia ada di posisi ke-35 kemudian Singapura berada di posisi 26.

Hasil ini menyimpulkan kekuatan militer Indonesia adalah militer terkuat pertama di Asia Tenggara disusul oleh Thailand dan Vietnam di posisi 20 dan 21.

.
Membanggakan, TNI Masuk 12 Besar Angkatan Militer Terbaik Dunia

POJOKSATU.id, JAKARTA – Kita patut berbangga telah memiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tangguh dan disiplin, meski secara fasilitas sangat terbatas. Lembaga sigi militer Global Firepower merilis 20 negara pemilik angkatan militer terbaik. Dari 126 negara anggota Global Firepower, Amerika Serikat menduduki peringkat pertama disusul Rusia, dan Cina. Sementara TNI, berada pada posisi 12.

“Kalau begitu, saya bangga sebagai orang Indonesia meskipun standar alutsista kita belum mencukupi dan anggarannya terbatas,” kata Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Syaifullah Tamliha, di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu.

Jika diurutkan, setelah Amerika Serikat, Rusia dan Cina, negara India menyusul di bawahnya dan diikuti, Inggris, Prancis, Korea Selatan, Jerman, Jepang, Turki, Israel, Indonesia, Australia, Kanada, Taiwan, Italia, Pakistan, Mesir, Polandia, dan Thailand.

Menurut Tamliha, TNI diuntungkan dengan kondisi geografis, stabilitas keamanan, dan banyaknya jumlah pasukan yang tersebar di Tanah Air. Bahkan, tentara Angkatan Darat diminta membantu tugas di luar militer, seperti pendampingan di desa, dan penjagaan menjelang pemilu kepala daerah.

“Kelebihannya, stabilitas keamanan kita jauh di atas negara lain termasuk Australia,” kata Tamhila.

Meski demikian, fakta ironis dari keberadaan TNI kita menurut Tamliha, TNI belum mencapai standar Minimum Essential Force 2009-2014. Anggaran Kementerian Pertahanan 2015 hanya Rp 95 triliun, dengan alokasi untuk TNI sebesar Rp 79 triliun. Karena anggaran minim, TNI harus menunggak pembelian tiga buah kapal selam dari Korea Selatan dan pesawat Sukhoi. “Tunggakan itu mesti diselesaikan pemerintah.”

Untuk diketahui, dalam penilaiannya, Global Firepower menggunakan 50 kriteria seperti jumlah personil, alutsista di tiga matra, anggaran, infrastruktur, dan cadangan energi dalam menentukan peringkat militer suatu negara. Namun, tidak menghitung kepemilikan dan kemampuan nuklir negara.

Mereka justru mempertimbangkan kondisi geografis, politik dan ekonomi negara bersangkutan. Selain itu, kemampuan tempur pasukan darat dan laut turut diperhitungkan meski negara tersebut tak memiliki wilayah laut. Negara yang tak memiliki laut belum tentu dianggap lemah.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia