Menhan Setuju Adanya Badan Siber Nasional di Bawah Presiden
Kamis, 20 Agustus 2015JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan bahwa serangan melalui dunia maya (cyber attack) merupakan salah satu ancaman nyata bagi Indonesia, selain masalah lain, seperti terorisme, bencana alam, pencurian ikan, dan narkoba.
“Itu termasuk ancaman nyata. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sekitar dua minggu lalu juga telah merekrut ahli-ahli teknologi informasi profesional untuk dijadikan pasukan siber,” ujar Ryacudu, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Ryamizard mengatakan, serangan siber ini harus dipahami dan dicegah. Karena itu dia setuju dengan rencana pembentukan Badan Siber Nasional yang digaungkan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan periode 2014-2015, Tedjo Purdijatno.
Bahkan, Kementerian Pertahanan sudah mempersiapkan peralatan terkait pertahanan maya. “Termasuk juga mencari ahli-ahli teknologi informasi,” tuturnya.
Dia juga setuju jika nantinya Badan Siber Nasional itu berada di bawah presiden. “Nantinya bisa seperti itu. Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Wacana pembentukan Badan Siber Nasional pertama kali digaungkan Purdijatno pada awal Maret 2015.
Hal ini berkaca dari fakta sejumlah dokumen yang didapatkan mantan kontraktor badan intelijen Amerika Serikat (AS), Edward Snowden.
Dia mengungkap, operasi penyadapan Australia dan Selandia Baru terhadap jaringan telepon genggam terbesar di Indonesia dan juga sistem telekomunikasi sejumlah negara kecil di Kepulauan Pasifik.
.
Ryamizard ‘trenyuh’ Presiden Jokowi kerja siang malam
LENSAINDONESIA.COM: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu trenyuh menyaksikan upaya keras tak mengenal lelah Presiden Joko Widodo membangun kedaulatan pangan di saat kondisi prekonomian lesu dan situasi iklim yang tak mendukung.
Presiden bekerja tak mengenal waktu dengan melakukan Rapat Kabinet memprioritaskan membahas masalah pangan sudah dua bulan ini.
“Saya kasihan melihat Pak Jokowi rapat terus dari pagi sampai malam. Dia itu hanya mau kerja-kerja terus,” kata Ryamirzad, kepada wartawan di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Jenderal purnawirawan ini mengkhawatirkan kesehatan Presiden Jokowi. Dia terpaksa memerintahkan langsung pada ajudan Presiden agar selalu mengingatkan Jokowi memperhatikan kesehatannya.
“Ajudan-ajudan itu saya panggil. Saya perintahkan jangan sampai lupa mengingatkan Presiden tidur dan makan. Bagaimana pun itu Presiden kita lho,” kata Mentan.
Ryamizard membeberkan bahwa Presiden memutuskan masalah ketahanan pangan menjadi agenda khusus jajaran Kementeriannya. Karenanya, semua ikut konsentrasi penuh membantu mewujudkan upaya Presiden.
Presiden belakangan, ungkap Ryamizard, menyiapkan program-program untuk mempertahankan masalah pangan menghadapi kondisi lesunya perekonomian.
“Presiden sudah menyiapkan berbagai pembangunan untuk ekonomi, seperti pembangunan waduk-waduk itu untuk pertanian. Supaya dua tahun lagi kita dapat rasakan perbaikan. Pembangunan seperti ini tidak bisa cepat, ya kita tunggu saja,” kata Ryamizard.