TRANSLATE

Percakapan Tiga Jenderal NATO yang Ketakutan dengan Kekuatan TNI

Jumat, 14 Agustus 2015

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu beberapa kali dalam pidatonya yang dihadiri Republika Online, sangat membanggakan kekuatan pertahanan NKRI. Kekuatan pertahanan tidak melulu tentang alutsista maupun kemampuan pasukan khusus TNI semata, melainkan pula meliputi semangat bela bangsa rakyat Indonesia.

Dengan jumlah penduduk 250 juta orang, menurut mantan KSAD tersebut, tidak ada satu pun negara yang berani mengganggu Indonesia. Dia menyebut, modal kekuatan itu tidak semata banyaknya jumlah penduduk, melainkan daya yang kuat dari seluruh elemen bangsa berupa siap membela negara.

“Saya sampaikan kepada presiden, 250 juta penduduk, 100 juta saja kalau kita bangkit dan siap mati, tidak ada yang mampu melawan kita,” ujar Ryamizard. Kendati begitu, ia tetap meminta seluruh warga Indonesia meningkatkan semangat bela negara.

Ryamizard mengakui, kekuatan militer Indonesia tidak semata pada kecanggihan alutsista, melainkan juga sumber daya manusianya. “Man behind the gun. Ini bukan tentang alutsista saja,” ujarnya.

Menurut dia, komponen bela negara merupakan modal bagi Indonesia untuk terus tegak berdiri dalam menghadapi segala ancaman. “Kekuatan itu ditentukan manusianya. Alutsista canggih juga tergantung orangnya. Singapura itu alutsistanya tidak cukup ditaruh di sana sampai dititipkan ke Selandia Baru, Australia. Garasi kita kosong, tapi yang penting jiwanya terisi,” kata mantan panglima Kostrad tersebut.

Gabungan kekuatan militer dan komponen cadangan yang siap digerakkan kalau kedaulatan Indonesia terancam itu lah yang menjadi kekuatan utama Indonesia dalam menghadapi ancaman luar. Kekuatan itu pula, kata Ryamizard, yang membuat tiga pensiunan jenderal pimpinan NATO dalam sebuah dialog dengan mahasiswa Universitas Dallas, AS, membicarakan ‘kekuatan tersembunyi’ yang negara ini.
Berikut percakapan lengkap acara tersebut yang dibanggakan Ryamizard:

Acara talk show di TV ABC 13, Texas yang bekerjasama dengan Universitas Dallas, Texas. Talk show dihadiri Jenderal (purn) Mike Jackson (pemimpin pasukan Inggris saat menyerbu Irak), Jenderal (purn) Tommy Franks (pemimpin Delta Forces saat Operasi Badai Gurun), Jenderal (purn) Peter Pace (mantan Jenderal US Marine dan Kepala Staf Gabungan US) serta Mahasiswa dari Universitas Dallas.

Ada seorang mahasiswa Universitas Dallas bertanya tentang penempatan Marinir USA di Australia. Maka jawaban dari Jenderal tersebut cukup mencengangkan buat pemirsa semua…

Bertanya: “Apakah penempatan US MARINE berindikasi akan ada serangan USA ke Indonesia suatu saat nanti?”

Jenderal Peter Pace: ”Saat ini ada 3 kekuatan besar MARINIR dunia, dan Indonesia berada pada posisi ke 3.”
“Penempatan US MARINE hanya untuk stabilitas kawasan di Asia Tenggara, jangan bermimpi USA berencana menyerang Indonesia meski USA pimpinan NATO. Tidak pernah terpikir oleh pemimpin USA untuk menyerang Indonesia.”

Presenter TV ABC 13, Hannah, menambahkan pertanyaan : “USA pernah terlibat konflik di kawasan Asia Timur Jauh, kenapa Indonesia begitu diperhitungkan?”

Jenderal Tommy Franks: ”Kita pernah punya pengalaman pahit di Vietnam dan Korea, dan semua pemimpin USA sadar siapa dibalik kedua negara Asia yang pernah terlibat konflik dgn kita.” “Indonesia adalah guru bagi Vietnam dan Korea Utara saat berperang melawan USA.”

Jenderal Peter Pace : “Kita sering berlatih dengan Indonesia. Kita sadar bagaimana kemampuan pasukan khusus Indonesia, pasukan kita sering kewalahan dalam setiap latihan perang dengan Indonesia.”

Jenderal Tommy Franks: “Saat operasi pembebasan sandera di pesawat yang dibajak di Bangkok Thailand, Delta Force memantau operasi tersebut. Operasi berjalan sukses dan sangat efektif.” “Hal lain yang tidak dimiliki oleh pasukan negara lain, anda akan terkejut bila mendapati satu mata pelajaran yang takkan didapat di pendidikan elite militer manapun, yakni pendidikan gerilya.”

Jenderal Mike Jackson: ”Doktrin militer Indonesia sudah dipakai di beberapa negara Asia bahkan Afrika karena Indonesia memang diminta melatih beberapa negara Asia dan Afrika.”

“Meski Indonesia kekurangan senjata, tidak mungkin mudah menaklukkan Indonesia karena jika perang terjadi bukan hanya militernya ya g maju perang tapi rakyatnya juga pasti turut membantu untuk menghabisi lawan.”
“SAS sudah pernah merasakan saat berhadapan dengan aliansi tentara Indonesia dan rakyat indonesia. Jadi jangan pernah anggap ringan dengan Indonesia,” ungkap Jenderal Mike Jackson.

Seorang mahasiswi juga bertanya tentang kekuatan Asia di mata Militer Internasional …Apa jawaban mereka? Lagi-lagi Indonesia jadi sorotan.

Jenderal Mike Jackson: “Indonesia dalam waktu dekat akan jadi sebuah negara yang militernya sangat besar dan sulit tertandingi.”

Jenderal Peter Pace: “Indonesia memiliki semuanya dan kalau itu diopersionalkan maka Indonesia akan melampaui India dan Cina dalam perkembangan militer.”

Jenderal Tommy Franks: “Sebagai orang yang pernah memimpin pasukan khusus, saya tahu banyak rahasia teknik militer yang tidak ditunjukkan dalam latihan perang bersama.”

“Ada satu pasukan khusus Indonesia yang jarang mengadakan latihan bersama yaitu AU. Pasukan khusus AU Indonesia adalah satu-satunya pasukan dengan kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI-AU di Asia dan katanya terlengkap di dunia.”

“Kalau saat ini banyak negara terutama yang tergabung dalam NATO mengadakan hubungan dagang militer dengan Indonesia, itu sebuah kebijakan yang tepat, karena kalau tidak akan sangat membahayakan posisi NATO di Asia, karena Indonesia memiliki konsep Non Blok.”

“Ke depan saya harapkan tidak ada sanksi atau embargo yang dijatuhkan kepada Indonesia, karena itu dapat menimbulkan kerawanan di kawasan Asia tersebut.”




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia