TRANSLATE

4 Sukhoi TNI Siap Antisipasi Pesawat Penerobos dari Malaysia

Senin, 10 Agustus 2015

4 Sukhoi TNI Siap Antisipasi Pesawat Penerobos dari Malaysia

VIVA.co.id – Aparat keamanan Indonesia tak mau lagi pesawat-pesawat asing leluasa menerobos wilayah perbatasan. Apalagi untuk mengintai Indonesia dari udara.

Hal itu dibuktikan dengan disiagakannya armada pesawat tempur jenis Sukhoi di dekat perbatasan RI dengan Malaysia, yakni di Kalimantan Utara.

Empat pesawat buatan Rusia itu sejak Minggu siang tadi sudah mulai menunjukkan kemampuannya bermanuver menjaga kedaulatan bangsa. Mereka didatangkan dari skuadron 11 pangkalan udara (Lanud) TNI AU Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Sukhoi-sukhoi pemburu itu, terbang rendah di zona udara Indonesia hingga akhirnya mendarat di Bandara Internasional Juwata, Tarakan.

Komandan Lanud Juwata, Letkol Tiopan Hutapea, mengatakan pesawat Sukhoi yang bersiaga di Tarakan berjenis SU-27 SKM dn SU-30 MK2.

“Kami siap mengusir pesawat asing yang melanggar batas negara,” kata Tiopan, Minggu 9 Agustus 2015.

Menurut Tiopan, dengan kehadiran pesawat Sukhoi di Tarakan, dipastikan, puluhan pesawat asing yang sempat masuk ke wilayah udara Indonesia, tak akan berani lagi melintas melanggar batas.

Dalam catatan di pangkalan radar TNI, selama 2015, sudah puluhan kali pesawat negeri tetangga masuk ke langit Indonesia untuk memantau Ambalat yang menjadi wilayah sengketa kedua negara.

“Selain bertugas pengawasan dan pengamanan wilayah perbatasan, pesawat-pesawat tempur akan melakukan latihan Perkasa 2015 dibawah komando pertahanan udara nasional,” ujar Tiopan.

.
Malaysia Nakal, TNI AU Siapkan 4 Sukhoi di Tarakan

TARAKAN – TNI Angkatan Udara mulai menyikapi secara khusus pelanggaran yang kian sering dilakukan negara tetangga, Malaysia.

Langkah yang kini sudah diambil adalah mendatangkan satu flight pesawat tempur Sukhoi, yang terdiri dari empat unit pesawat ke Tarakan, Kalimantan Utara, untuk menjaga perbatasan dari gangguan negara asing.

Operasi yang dilakukan pesawat Sukhoi ini, kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Tarakan, Letkol Pnb Tiopan Hutapea, sejatinya adalah jawaban dari pelanggaran yang dilakukan negara Malaysia terhadap kedaulatan NKRI.

“Sebelum nantinya dalam waktu jangka panjangnya otomatis Tarakan ini akan ditingkatkan kemampuan dan daya gempurnya,” kata Tiopan, seperti dikutip dari Radar Tarakan (Grup JPNN), Senin (10/8).

Namun, untuk menjadikan atau menaikkan status Lanud Tarakan tak semudah yang dilakukan. Karena, harus banyak yang perlu ditambahkan dan diperhatikan. Kedatangan Sukhoi kali ini juga sangkut pautnya dengan peningkatan status Lanud Tarakan.

“Sementara belum ada pelanggaran udara yang terjadi selama satu bulan terakhir. Kami akan memantau terus melalui Satrad 225 selama 24 jam terus menerus dimonitor,” jelas Tiopan.

Meski dinyatakan tidak ada pelanggaran dalam sebulan terakhir, tetapi dari pantauan radar Satrad 225 Tarakan, ada beberapa objek asing yang tertangkap berada di dekat wilayah perbatasan.

“Kami bisa lihat urgensinya, apakah dia dari satu titik ke titik yang lain tetapi meliper ke perbatasan, itu mau ngapain” Itukan istilah kami mengintip,” jelas Tiopan.

Lebih jelas, pelanggaran yang terjadi di Sebatik oleh helikopter Malaysia sebuah helikopter sipil. Namun, dalam pelanggaran udara, tidak ada mengenal pesawat militer atau pesawat sipil, karena masalah kedaulatan negara.

“Kedaulatan negara harus ditangani kalau provokatornya adalah pesawat udara harus ditahan atau dihadang dengan pesawat udara,” tuntas Tiopan.

Sumber : http://www.jpnn.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia