TRANSLATE

Wow….Kekuatan Militer Indonesia Duduki Peringkat ke-12 di Dunia

Jumat, 7 Agustus 2015

Wow....Kekuatan Militer Indonesia Duduki Peringkat ke-12 di Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta mengatakan, peringatan kemerdekaan RI ke-70 bisa menjadi momentum bangsa untuk merefleksi kekuatan pertahanan yang dimiliki. Indonesia harus menjadi negara yang kuat secara ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan.

“Indonesia yang kuat pertahanannya bukan untuk menjadi ancaman bagi bangsa lain, tetapi untuk kesejahteraan bangsa sendiri. Selain itu juga agar Indonesia dihormati oleh bangsa-bangsa lain dan berkontribusi dalam memelihara perdamaian dunia sebagaimana amanah UUD 1945,” katanya, Kamis, (6/8).

Semangat kemerdekaan Indonesia yang ke-70 harus direfleksikan untuk memperbaiki kekuatan pertahanan Indonesia. Lembaga pemeringkat kekuatan militer dunia Global Fire Power Military pada tahun 2015 ini menempatkan Indonesia berada pada urutan ke-12 dengan Power Index 0.5231.

Dengan semangat kemerdekaan, Indonesia harus meningkatkan power index-nya. Ia berharap pada 2016 power index Indonesia bisa masuk 10 besar kekuatan militer dunia dan pada 2024 bisa masuk lima besar dunia.

“Untuk mencapai itu perlu peningkatan SDM, alutsista, dan anggaran. Personel tentara saat ini berjumlah 400 ribuan dan mereka memiliki kemampuan tempur cukup baik,” ujarnya.

Sukamta menjelaskan, Indonesia memiliki sejumlah pasukan elite khusus di masing-masing matra, seperti Kopassus dan Raider di AD, Paskhas dan Denbravo (Detasemen Bravo) 90 di AU, Kopaska (Komando Pasukan Katak), Yontaifib (Batalyon Intai Amfibi), dan Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) di AL.

Daya tempur personel TNI mungkin saja masih lebih unggul daripada negara-negara lain jika dihadapkan secara vis a vis di lapangan tanpa senjata.

“Daya survival dan daya tempur pasukan elite kita sudah diakui kehebatannya oleh negara-negara lain. Ini jadi kebanggaan tersendiri, tapi jangan terlena, Indonesia harus meningkatkan kuantitas dan kualitasnya,” katanya.

Dari tahun ke tahun, lanjutnya, anggaran untuk membeli dan memperbarui alutsista terus meningkat. “Kami juga mendorong agar anggaran tersebut terus ditingkatkan untuk tahun-tahun selanjutnya,” ujarnya lagi.

Ia menambahkan jika SDM, alutsista, dan anggaran terus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya melalui program Renstra dan Minimum Essential Forces (MEF), Indonesia bisa masuk jadi lima besar kekuatan militer dunia pada 2024.

.
DPR Berharap TNI Masuk Lima Besar Kekuatan Militer Dunia di 2024

JAKARTA, (PRLM).- Anggota Komisi I DPR RI Sukamta berharap Tentara Nasional Indonesia (TNI) masuk peringkat lima besar kekuatan militer dunia pada 2024 mendatang. Pasalnya, Lembaga pemeringkat kekuatan militer dunia, Global Fire Power Military, pada tahun 2015 saja sudah menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dengan Power Index 0.5231.

“Mudah-mudahan tahun 2016 power index kita beranjak masuk sepuluh besar kekuatan militer dunia, dan pada tahun 2024 bisa masuk urutan lima besar,” katanya, Kamis (6/8/2015).

Sukamta menyatakan, untuk mencapai peringkat bergengsi itu, setidaknya ada tiga hal yang perlu ditingkatkan, yaitu sumber daya manusia (SDM), alat utama sistem persenjataan (Alutsista), dan anggaran.

Secara SDM, katanya, personel TNI berjumlah sekitar 400 ribu, dan memiliki kemampuan tempur cukup baik. Ditambah lagi TNI pun memiliki sejumlah pasukan elite khusus di masing-masing matra, seperti Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Raider di Angkatan Darat (AD), Pasukan Khas (Paskhas) dan Detasemen Bravo (Denbravo 90) di Angkatan Udara (AU), Komando Pasukan Katak (Kopaska), Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib), dan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) di Angkatan Laut (AL).

Selain itu, ujarnya, daya tempur personel TNI pun terbilang lebih unggul dari pada negara-negara lain jika dihadapkan, baik dengan senjata maupun tanpa senjata di lapangan. Daya tahan dan daya tempur pasukan elite TNI sudah diakui kehebatannya oleh negara-negara lain.

Soal alutsista dan anggaran pertahanan, politisi dari Fraksi PKS ini mengungkapkan TNI memiliki program Rencana Strategis (Renstra) dan Minimum Essential Forces (MEF). Renstra yang dibuat TNI terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu Renstra tahap I (2005-2009), Renstra tahap II (2010-2014) dan Renstra tahap III (2015-2019).

“Anggaran untuk Renstra tahap II meningkat 100 persen dari tahap I, dan untuk tahap III anggaran juga meningkat hampir 100 persen,” ujarnya.

Renstra itu sejalan dengan MEF untuk memenuhi kebutuhan minimum pertahanan yang juga berlangsung dalam tiga tahap, yaitu MEF tahap I (2010-2014), MEF tahap II (2015-2019) dan MEF tahap III (2020-2024). Dari tahun ke tahun, tahap ke tahap, anggaran untuk membeli dan memperbaharui Alutsista juga terus meningkat.

“Kalau SDM, Alutsista dan anggaran terus kita tingkatkan baik kuantitas dan kualitasnya melalui program Renstra dan MEF ini, saya yakin kita bisa masuk menjadi lima besar kekuatan militer dunia pada tahun 2024,” ujarnya.

Sukamta menyatakan Indonesia yang kuat pertahanannya bukan untuk menjadi ancaman bagi bangsa lain, tetapi untuk kesejahteraan bangsa sendiri dan agar Indonesia dihormati oleh bangsa-bangsa lain, baik tetangga dekat maupun jauh sambil berkontribusi dalam memelihara perdamaian dunia sebagaimana amanah UUD NRI 1945.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia