Tiga pangkalan utama TNI AL segera diresmikan
Jumat, 7 Agustus 2015Jakarta (ANTARA News) – Tiga pangkalan utama TNI AL, yaitu di Pontianak, Tarakan, dan Sorong di Papua Barat, segera diresmikan dan dipimpin seorang laksamana pertama TNI. Selama ini ketiganya masih di tingkat pangkalan TNI AL yang dipimpin seorang kolonel.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, mengatakan, “Ini hanya ditingkatkan kelasnya dari Lanal kelas B akan ditingkatkan menjadi pangkalan TNI AL kelas A atau pangkalan utama TNI AL,” kata Supandi, pada Seminar Nasional Hari Hidrografi Dunia 2015, di Ancol, Jakarta Utara, Rabu.
Secara geografis, geopolitik, dan geoekonomi kawasan, ketiganya sangat strategis. Pontianak berhadapan langsung dengan Laut China Selatan yang sejak empat tahun terakhir semakin menghangat sejalan klaim sepihak dan agresivitas militer China atas wilayah itu.
Tarakan di Kalimantan Utara berhadapan langsung dengan perairan Blok Ambalat yang sempat diaku-aku Malaysia sebagai miliknya. Pendayagunaan dan pengawasan Gosong Karang Unarang serta patroli rutin TNI AL serta pemasangan rambu navigasi laut resmi dari Indonesia mampu meredam syahwat Malaysia tentang ini.
Sorong juga mirip, namun dari sisi penguasaan perairan Laut Halmahera, Laut Maluku, Laut Banda, dan Samudera Pasifik, yang kaya ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi serta kekayaan lain laut nasional. Ini juga menjadi salah satu jalur pelayaran internasional penting yang harus diawasi secara maksimal
“Semua ini strategi kami selaku TNI AL yang sudah lama dirumuskan,” ujarnya. Dengan menjadi pangkalan utama TNI AL maka fungsinya meningkat, juga menjadi pusat-pusat pembinaan potensi maritim setempat secara lebih signifikan.
Juga tipe dan kelas kapal-kapal perang yang bisa bersandar serta direparasi jika perlu juga meningkat. Secara fisik, umpamanya, panjang dermaga lebih panjang dengan fasilitas lebih lengkap.
Pangkalan Utama TNI AL Pontianak akan diresmikan pada 7 Agustus 2015, Pangkalan Utama TNI AL Tarakan pada 12 Agustus. “Sedangkan untuk Pangkalan Utama TNI AL Sorong masih kami bahas tanggalnya. Namun, diperkirakan akan diresmikan pada Oktober nanti,” katanya.
Begitupun penomoran ketiga pangkalan utama TNI AL itu juga belum ditentukan. Misalnya Pangkalan Utama TNI AL VII/Kupang di NTT.
.
Kualitas Tiga Pangkalan TNI AL Naik Kelas
JAKARTA – TNI Angkatan Laut (AL) akan meningkatkan kualitas pangkalan angkatan laut (lanal) kelas B menjadi kelas A, atau pangkalan utama angkatan laut (lantamal). Beberapa kawasan aramada baru juga akan dibangun untuk memperkuat sekotor maritim.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Ade Supandi, di Jakarta, Rabu (5/8), mengatakan ada tiga lanal yang kualitasnya ditingkatkan, yakni Lanal Tarakan, Lanal Pontianak, dan Lanal Sorong. “Minggu depan saya resmikan di Pontianak dan Tarakan. Setelahnya, Agustus mungkin Sorong,” kata Ade Supandi.
Ia menjelaskan, peningkatan kualitas lanal tersebut sudah dievaluasi TNI AL dan sudah layak naik kelas. Peningkatan status sejumlah lanal dan lantamal, terutama di wilayah Indonesia Timur, akan menambah porsi kekuatan di tiap lanal dan lantamal seluruh Indonesia secara merata.
TNI AL juga berencana menambah teritorialnya di Aramada Tengah. Namun, untuk langkah tersebut harus ada revisi nomenklatur armada menjadi Armada 1, 2, dan 3.
“Nanti di atasnya ada Kepala Armada TNI. Ini mirip zaman dulu seperti sebelum 1980-an. Nanti bakal ada armada Panglima TNI. Kalau seperti ini, fungsi pembinaan lebih efektif. Jadi Armada 1, 2, dan 3 fokus masalah operasional. Operasional ini di bawah Panglima TNI langsung,” tuturnya.
Peningkatan status lanal juga untuk mengamankan ancaman dari Laut Tiongkok Selatan. Pengamanan Laut Tiongkok Selatan merupakan operasi pengamanan setiap hari dan sudah menjadi komitmen panglima TNI.
“Ini daerah (Laut Tiongkok Selatan-red) memang potensial. Artinya, memiliki kerawanan tinggi,” ujarnya.
34 Kapal Ditangkap
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama Muhammad Zainuddin, mengatakan selama Januari-4 Agustus 2015, TNI AL menangkap 34 kapal ikan asing. “Dari 34 kapal yang kami tangkap, sedang menjalani proses hokum dengan rincian 17 diproses Kejaksaan Negeri, delapan putusan pengadilan, dan sembilan masih proses penyidikan di pangkalan lanal,” katanya.
Muhammad Zainuddin menjelaskan, di luar itu sudah ada 24 kapal ikan asing ilegal yang dibakar. Kapal-kapal ikan asing yang dimusnahkan berasal dari Vietnam enam unit, sembilan kapal dari Thailand, tujuh kapal dari Filipina, dan dua kapal dari Malaysia.
“Dengan penangkapan ini, negara bisa meminimalkan kerugian hingga miliaran rupiah, dan tangkapan ikan ilegal mencapai ratusan ton ikan,” katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menginginkan adanya penenggelaman kapal pencuri ikan terkait perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-70 RI nanti. Setidaknya, ia berharap akan ada tambahan kapal pencuri ikan yang ditenggelamkan hingga mencapai 70 unit agar sesuai usia kemerdekaan Indonesia. (Dany Putra)
Sumber : Sinar Harapan