TRANSLATE

Paham Teritorial, Dua Nama Jenderal TNI AD Dianggap Layak Gantikan Tedjo

Jumat, 7 Agustus 2015

Paham Teritorial, Dua Nama Jenderal TNI AD Dianggap Layak Gantikan Tedjo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diingatkan untuk mencari orang yang tepat jika ingin melakukan reshuffle kabinet.

Dosen Universitas Pertahanan (Unhan), Muhammad Dahrin La Ode mengingatkan pengganti yang tepat untuk posisi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) adalah yang memiliki latar belakang militer.

Menurut dia, ada dua nama yang berasal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) muncul untuk menggantikan posisi Tedjo. Mereka adalah mantan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko dan mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Marciano Norman. Menurut Dahrin, mereka tepat lantaran memiliki latar belakang Angkatan Darat (AD) dan melihat dari ancaman people power.

“People power ini kan semua berasal dari darat tidak ada masyarakat dari laut dan udara,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/8/2015).

Dirinya menjelaskan, militer atau TNI itu yang memiliki kemampuan teritorial tinggi itu adalah angkatan darat (AD), bukan angkatan laut (AL) dan angkatan udara (AU). Meskipun AU dan AL mengerti, tapi tidak bisa mendarah daging seperti angkatan darat.

Sementara itu, terkait ancaman people power juga sumber people power adalah masyarakat sendiri, maka ada baiknya jika presiden mau ganti Menteri Tedjo dengan pertimbangannya, ada dua purnawirawan yakni Jenderal Moeldoko dan Jenderal (Purn) Marciano.

“Jadi dua orang ini memiliki kemampuan politik yang tinggi, punya kemampuan ideologi politik, memiliki kemampuan kerja yang cepat untuk hubungan politik luar negeri dan politik dalam negeri berkualitas tinggi,” katanya.

Dengan demikian, Dahrin menjelaskan, analisa politik integrasi nasional dan analisa ideologi politik itu dapat dipenuhi oleh kedua tokoh mantan militer itu. Karena keduanya masih segar bugar dari sisi fisik, sehat.

“Dan memilih satu diantara dua nama itu bisa tutup mata saja, tidak ada yang salah bagi presiden dan wakil presiden. Tapi kalau presiden mau ganti diluar dua nama itu (Moeldoko dan Marciano), lebih bagus mempertahankan Tedjo,” katanya.

Dahrin menjelaskan, sangat relevan juga mengingat Kepala BIN saat ini adalah Jenderal (Purn) Sutiyoso yang merupakan dari angkatan darat kalau memang Menteri Tedjo ingin digantikan oleh dua nama (Moeldoko atau Marciano).

“Presiden sangat baik dan presiden bisa happy ending. Tapi saya juga nilai Pak Tedjo 75 sampai 85 kinerjanya, sangat tinggi bukan berarti harus diganti, tidak mendesak juga untuk diganti,” katanya.

.
Dua Jenderal TNI AD Ini Sebut Layak Gantikan Menteri Tedjo

JAKARTA – Dua nama jenderal disebut-sebut layak menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno sebagai Menkopolhukkam apabila reshuffle benar-benar terjadi. Mereka adalah mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan mantan Kepala Badan Intelejen Negara Jenderal (Purn) Marciano Norman.

Dosen Universitas Pertahanan Muhammad Dahrin La Ode mengatakan kalau sekiranya Menteri Tedjo memang direshuffle, tentu penggantinya harus merujuk pada ancaman Jokowi sekarang ini yakni people power.

Dia pun melihat ancaman people power ini bisa diatasi jika panglima TNI berasal dari Angkatan Darat. Dahrin menambahkan, militer atau TNI yang memiliki kemampuan teritorial tinggi itu adalah AD, bukan AL atau AU. Menurutnya, meskipun AU dan AL mengerti, tapi tidak bisa mendarah daging seperti AD.

“People power ini kan semua berasal dari darat tidak ada masyarakat dari laut dan udara,” katanya di Jakarta, Selasa (4/8)y.

Dijelaskan Dahrin, terkait ancaman people power juga sumber people power adalah masyarakat sendiri, maka ada baiknya jika presiden mau ganti Menteri Tedjo dengan pertimbangannya ada dua purnawirawan yakni Jenderal Moeldoko dan Jenderal (Purn) Marciano.

“Jadi dua orang ini memiliki kemampuan politik yang tinggi, punya kemampuan ideologi politik, memiliki kemampuan kerja yang cepat untuk hubungan politik luar negeri dan politik dalam negeri berkualitas tinggi,” kata dia.

Dahrin melanjutkan, dengan demikian maka analisa politik integrasi nasional dan analisa ideologi politik itu dapat dipenuhi oleh kedua tokoh tersebut. Apalagi Moeldoko dan Marciano masih segar bugar dari sisi fisik.

“Dan memilih satu di antara dua nama itu bisa tutup mata saja, tidak ada yang salah bagi presiden dan wakil presiden. Tapi kalau presiden mau ganti di luar dua nama itu (Moeldoko dan Marciano), lebih bagus mempertahankan Tedjo,” katanya.

Di samping itu, lanjut Dahrin, sangat relevan juga mengingat Kepala BIN saat ini adalah Jenderal (Purn) Sutiyoso yang merupakan dari AD kalau memang Menteri Tedjo ingin digantikan oleh Moeldoko atau Marciano.

Sumber : http://www.jpnn.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia