TRANSLATE

Tangkal Radikalisme, KSAD Galakkan Siskamling

Selasa, 19 Mei 2015

Tangkal Radikalisme, KSAD Galakkan Siskamling

TEMPO.CO , Malang : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak masyarakat untuk menggalakkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling). Tujuannya untuk menangkal gerakan radikal seperti pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). “Langkah ini efektif untuk meredam kelompok radikal di masyarakat,” katanya saat memantau kesiapan pasukan pengaman perbatasan, Senin 18 Mei 2015.

Pasukan yang akan diturunkan untuk perbatasan Kalimantan antara lain Batalyon 521 di Kediri dan Batalyon 527 di Lumajang. Menurut Gatot, Malang merupakan daerah yang aman. Buktinya, warga Malang berani keluar malam hingga dini hari.

Menurut dia, dengan siskamling dan gotong royong masyarakat akan semakin dekat dan mengenal aktivitas masing-masing. Masyarakat semakin akrab dan lebih mengenal. “Jika masyarakat yang mengetahui dan curiga sesuatu segera melapor ke polisi dan tentara.

Mengenai kelompok radikal yang ada di Malang, Gatot enggan berbicara karena kasus tersebut telah ditangani Kepolisian. Namun, personil TNI juga dilibatkan dalam memantau gerakan radikal yang berpotensi muncul di Malang. “Babinsa bekerjasama dengan polisi, Lurah, RT, dan RW untuk memantau wilayah masing-masing.”

Pekan lalu Komando Distrik Militer 0833 Bhaladika Jaya menggeledah sebuah pesantren di Kabupaten Malang. Buronan interpol yang ditangkap di Bandara Juanda, Muhammad Riduansyah diduga sebelumnya belajar di Pesantren tersebut. TNI menemukan sebuah buku yang berisi ajaran radikal.

Sedangkan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap tiga pengikut ISIS di. Ketiganya masih ditahan di Markas Kepolisian Brigade Mobil Kelapa Dua Jakarta.

.
Cegah Gerakan Radikal, KSAD Minta Siskamling Dihidupkan Kembali

TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meminta warga kembali menghidupkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) dan gotong royong untuk menangkal gerakan radikal di masyarakat.

Ia menganggap dua kegiatan itu paling efektif untuk meredam tumbuhnya kelompok radikal di masyarakat.
Pernyataan itu diungkapkan Gatot saat singgah di Kota Malang, Senin (18/5/2015). Gatot berencana melihat kesiapan satuan petugas Batalyon 521 di Kediri dan Batalyon 527 di Lumajang, Selasa (19/5/2015).

Rencananya, satgas Batalyon 521 dan Batalyon 527 akan dikirim ke perbatasan Kalimantan.

Menurut Gatot, Malang merupakan kota yang aman. Warga Malang hanya keras dalam berbicara, tetapi perilakunya halus.
“Buktinya, warga di sini (Malang), keluar pukul 03.00 WIB, berani dan tidak ada masalah. Itu buktinya kalau Malang itu aman,” katanya.

Disinggung soal banyaknya kelompok radikal yang tumbuh di Malang, Gatot tidak berkomentar banyak. Menurutnya, masalah itu sudah ditangani polisi. Ia juga meminta TNI untuk ikut memantau munculnya gerakan-gerakan radikal di Malang maupun di wilayah lain.

“Saya sudah perintahkan Babinsa agar bekerja sama dengan Babinkamtibmas, Pemda, RW, dan RT, untuk memantau masing-masing wilayahnya dari ancaman gerakan radikal,” ujarnya.

Tapi, kata Gatot, yang paling penting masyarakat harus kembali meningkatkan kegiatan siskamling dan gotong royong untuk membendung munculnya gerakan radikal di masyarakat.

Dengan kegiatan itu, masyarakat bisa saling kenal dengan warga lain dan bisa mengetahui aktivitas masing-masing warga.
“Kegiatan siskamling dan gotong royong menjadikan warga hidup rukun. Mereka bisa lebih akrab. Warga bisa segera melapor ke TNI maupun polisi,” katanya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia