TRANSLATE

Menhan Ryamizard: TNI akan Tambah Pasukan di Natuna

Jumat, 17 April 2015

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia akan menggelar latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat di kepulauan Natuna dekat Laut Cina Selatan, Senin (13/4). Juru bicara angkatan laut, Manahan Simorangkir mengatakan ini adalah latihan gabungan kedua.

“Ini adalah latihan kedua yang telah kami lakukan dengan AS di daerah tersebut,” katanya kepada Reuters, Senin (13/4). Manahan mengatakan mereka berencana melakukan satu latihan lagi tahun depan dan latihan rutin lainnya.

Latihan pertama dilakukan di Batam, sekitar 480 kilometer dari Natuna. Latihan militer termasuk pengoperasian pesawat patroli dan pengawas, seperti Orion P-3. Pesawat ini dapat mendeteksi kapal baik di permukaan maupun kapal selam.

Latihan pertama ini tidak bisa diselenggarakan di Natuna karena kekurangan fasilitas untuk mengangkut semua pesawat. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pihaknya berencana mengunjungi Natuna pada Mei.

Kepulauan Natuna terdiri sekitar 157 pulau yang berserakan dan sebagian nesar tidak berpenghuni. Letaknya berada di lepas pantai barat laut Kalimantan. Ryamizard mengatakan kunjungan tersebut untuk menyelesaikan rencana upgrade pangkalan militer.

“Kami akan menambah pasukan di sana, mungkin angkatan udara, laut dan darat,” kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut. Menurutnya, bandara di Natuna tidak memiliki angkatan bersenjata. Mereka hanya memiliki angkatan laut.

Indonesia mengaku latihan gabungan tidak dilakukan untuk menanggapi ancaman tertentu, termasuk dalam sengketa Laut Cina Selatan. “Sangat penting untuk diingat, Indonesia tidak terlibat dalam sengketa Laut Cina Selatan,” kata Manahan.

Menurut perwira bintang satu itu, Indonesia berkomitmen untuk melakukan pendekatan diplomatik dalam segala permasalahan. Sementara, Natuna berada di dekat daerah yang dikleim Cina sebagai daerahnya di Laut Cina Selatan.

.
Indonesia ingin Latihan Militer Rutin dengan AS di Laut Cina Selatan

maiwanews – Pihak militer Indonesia ingin latihan militer secara rutin dengan Amerika Serikat (AS) di Laut Cina Selatan dekat Kepulauan Natuna. Demikian disampaikan juru bicara TNI AL (Angkatan Laut) Manahan Simorangkir Senin 13 April.

Akhir pekan lalu TNI AL dan militer Amerika mengadakan latihan militer gabungan di Batam, sekitar 480 kilometer dari Natuna. Manahan menyebutkan pihaknya ingin kegiatan tersebut dilakykan secara rutin. “Itu merupakan latihan gabungan kedua yang pernah kita lakukan dengan AS di wilayah tersebut dan kami berencana melakukannya lagi tahun depan. Kami ingin menjadikannya rutin di daerah tersebut”, kata Manahan Simorangkir.

Militer Indonesia menuding Cina bagian-bagian wilayah Natuna dalam Nine-Dash Line, garis batas samar dalam peta Cina. Namun menurut Monahan, Indonesia tidak terlibat dalam sengketa Laut Cina Selatan dan tidak ingin terjadi insiden di wilayah tersebut. Indonesia dikatakan selalu mengedepankan pendekatan diplomatik.

Latihan militer kedua negara mencakup penggunaan pesawat pemantau dan patroli, seperti P-3 Orion. Pesawat ini dapat mendeteksi kapal, baik di permukaan laut maupun kapal selam. Manahan mengatakan latihan militer gabungan tersebut tidak dapat dilakukan di Natuna karena kurangnya fasilitas untuk mengakomodasi semua pesawat.

Militer Indonesia juga meningkatkan markas di Natuna. Hal itu disampaikan Menhan (Menteri Pertahanan) Ryamizard Ryacudu pada kantor berita Reuters pekan lalu. Menhan Ryamizard mengatakan bahwa ia akan mengunjungi Natuna bulan Mei untuk menuntaskan rencana meningkatkan markas militer kecil di sana.

Menhan Ryamizard menambahkan Indonesia tidak punya banyak pasukan di wilayah tersebut, hanya ada beberapa anggota marinir. Pihaknya akan menambah pasukan, kemungkinan pasukan udara, laut dan darat.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia