TRANSLATE

Penembakan TNI di Aceh, Menhan Harap Tidak Ada Lagi DOM

Rabu, 1 April 2015

Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berharap kasus pembunuhan dua anggota TNI di Aceh Utara tak terulang. Menhan pun berharap jangan sampai ada lagi Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh seperti yang terjadi pada awal 1990-an hingga 1998 silam.

“Jangan ada DOM lagi lah. Nanti gimana nasib masyarakat sipil?” kata Ryamizard saat ditemui di Kedubes Singapura, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (26/3/2015).

Menhan bahkan menyalahkan Kodim Aceh Utara karena dianggap kecolongan atas peristiwa sadis yang menimpa dua anggota TNI unit Intel Kodim 0103 Aceh Utara itu. “Itu kita salahkan juga yang namanya Kodim. Itu tidak boleh terjadi lagi ke depan,” tuturnya.

Menhan pun mengimbau prajurit TNI untuk selalu waspada saat bertugas dalam kondisi apa pun. Waspada menurut Menhan yakni tidak berarti menakuti warga.

“Ya, tentara harus menjadikan keamanan nomor satu. Harus waspada juga, dimana-mana kita harus waspada. Waspadanya bukan berati menakut-nakuti ya,” tandasnya.

Hingga kini, tim operasi gabungan dari TNI dan Polri masih terus mencari dalang pelaku pembunuhan dua anggota Intel Kodim Aceh Utara, Serda Indra dan Sertu Hendrianto. Sebanyak 400 personil TNI dikerahkan untuk mencari pelaku yang diduga kelompok sipil bersenjata.

Seperti diketahui, dua anggota TNI Serda Indra dan Sertu Hendrianto dikabarkan hilang diculik pada 23 Maret lalu oleh kelompok sipil bersenjata. Keduanya ditemukan pada keesokan harinya, Selasa 24 Maret, dalam kondisi tewas mengenaskan di Desa Bate, Lhokseumawe. Jasad keduanya ditemukan dalam keadaan telungkup dengan tangan terikat ke belakang dan nyaris tanpa pakaian.

Belasan selongsong peluru senapan AK-47 dan tiga butir peluru senapan M-16 juga terdapat di sekitar korban. Melihat luka tembak di tubuh keduanya, korban diduga ditembak mati dengan cara diberondong dari jarak dekat.

.
Menhan: Anggota TNI Saja Ditembak, Bagaimana Warga Sipil?

VIVA.co.id – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta peristiwa penembakan terhadap anggota TNI tidak boleh terjadi lagi. Hal ini dikatakan Ryamizard menanggapi penembakan dua personel intel Komando Distrik Militer (Kodim) 0103 Aceh Utara, Provinsi Aceh.

“Itu tidak boleh lagi terjadi ke depan. Kita salahkan juga Kodim (kalau terjadi lagi). Waspada, ya harus. Makanya itu tidak boleh terjadi lagi,” ujar Ryamizard, Kamis, 26 Maret 2015.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga mengimbau kepada seluruh prajurit TNI yang bertugas di daerah rawan agar selalu waspada. Tapi, tidak boleh menakut-nakuti warga yang ada di sana.

“Kalau tentara saja sudah begitu, bagaimana dengan warga sipil? Kan menjadi tidak aman. Nanti orang jadi takut beraktivitas,” kata Ryamizard.

Ryamizard juga tidak berharap wilayah Aceh akan kembali menjadi Daerah Operasi Militer (DOM). Oleh karena itu, ia menegaskan semua prajurit TNI mau tidak mau harus tetap waspada.

“Bukan hanya curiga dengan menuduh akibat ulah kelompok tertentu,” kata Ryamizard.

Seperti diketahui, dua anggota TNI, Serda Indra dan Sertu Hendrianto, dikabarkan hilang diculik pada 23 Maret lalu. Keduanya ditemukan pada keesokan harinya, Selasa 24 Maret, dalam kondisi tewas mengenaskan di Desa Bate, Lhokseumawe.

Jasad keduanya ditemukan dalam keadaan telungkup dengan tangan terikat ke belakang dan nyaris tanpa pakaian. Korban ditembak dari jarak dekat. Karena belasan selongsong peluru senapan AK-47 dan tiga butir peluru senapan M-16 juga terdapat di sekitar korban.

.
Penembakan 2 Anggota TNI di Aceh, Menhan: Kalau Berulang Nanti Ada DOM Lagi

Jakarta – Menhan Ryamizard Ryacudu berharap kasus penembakan 2 anggota Kodim di Aceh Utara tidak terjadi lagi. Jika terulang lagi, maka dikhawatirkan akan ada lagi daerah operasi militer (DOM). DOM di Aceh pernah diberlakukan pada 1990-1998 untuk melawan GAM.

“Itu kalau berulang-ulang kan nanti ada DOM lagi. Nggak boleh terjadi,” ujar Ryamizard usai mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Lee Kuan Yew di Kedubes Singapura, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/3/2015).

Menurut Ryamizard, anggota TNI harus waspada menyusul kejadian tersebut. Namun kewaspadaan tersebut jangan diartikan berlebihan.

“Waspada bukan menakut-nakuti bukan. Waspada jangan sampai terjadi lagi, kan lucu,” kata mantan KSAD ini.

Ryamizard juga berharap kasus tersebut tidak berdampak pada masyarakat. Apalagi masyarakat menjadi korban seperti kasus tersebut.

“Ya namanya tentara itu keamanan harus nomor satu. Kita harus waspada bukannya curiga, lain. Curiga itu pasti curiga-curiga terus menyangka. Kalau waspada di mana pun kita waspada,” ucapnya.

Dua anggota Kodim Aceh Utara Sertu Indra Irawan dan Serda Hendrianto diculik dan dibunuh secara sadis pada Senin (23/3/2015). Keduanya diberondong tembakan senjata api laras panjang dan jasadnya ditemukan sekitar 5 km dari lokasi penculikan di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara.

Sumber : http://news.detik.com/read/2015




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia