TRANSLATE

Rafale Datang, Pengganti F-5 Tetap di Tangan Kemhan

Jumat, 27 Maret 2015

TEMPO.CO, Jakarta – Pesawat tempur buatan Prancis, Rafale, tiba di pangkalan udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin. Pesawat tempur produksi Dassault Aviation tersebut ingin pamer kebolehan di hadapan pemerintah Indonesia. Sebab, Rafale masuk sebagai kandidat pengganti pesawat tempur F-5 Tiger milik TNI AU yang sudah uzur.

“Kami ingin ganti F-5 dengan pesawat baru generasi 4,5. Rafale termasuk generasi 4,5,” Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto ketika dihubungi Tempo, Selasa, 24 Maret 2015.

Sesuai rencana, pesawat Rafale berada di Indonesia sampai hari Kamis, 26 Maret 2015. Selama di Indonesia, Rafale akan melakukan serangkaian demo terbang. Pesawat tempur Prancis itu akan mengajak pilot TNI AU terbang untuk merasakan keandalan Rafale. Pilot Rafale ingin mengajak penerbang tempur TNI AU meliuk-liuk di udara. Pilot Rafale juga berencana mengajak pejabat Kementerian Pertahanan dan TNI terbang dengan pesawat bersayap delta tersebut.

Meski didatangi Rafale, TNI AU belum bisa memastikan pengganti F-5 Tiger yang sudah uzur. Musababnya, wewenang penentuan pesawat tempur yang akan dibeli Indonesia berada di Kementerian Pertahanan.

Sebagai pengguna, kata Hadi, TNI AU hanya memberikan sejumlah kriteria pesawat tempur yang diinginkan ke Kementerian Pertahanan. “Jenisnya seperti apa, Kemhan yang tentukan,” kata Hadi. “Kami hanya minta pesawat generasi 4,5 dan punya daya gentar tinggi.”

Dessault Rafale adalah pesawat tempur generasi 4,5 yang memiliki desain unik. Pesawat asli Prancis itu memiliki sepasang sayap berbentuk segitiga atau dikenal dengan nama delta wing. Pesawat ini memiliki dua canard atau sayap kecil yang berada di dekat kokpit. Rafale dibekali dua mesin jet Snecma M88-2 yang dapat melesat dengan kecepatan 1.900 kilometer per jam.

.
Tiga penerbang tempur TNI AU coba C01 Rafale Prancis

Jakarta (ANTARA News) – Tiga penerbang tempur TNI AU mencoba kebolehan dan performansi pesawat tempur multiperan buatan Dassault Aviation Prancis, C01 Rafale, di atas udara Jakarta mengarah ke selatan, Selasa ini.

Kehadiran dua unit C01 Rafale B (kursi tandem/double seater) itu untuk memberi alternatif sumber pengadaan calon pengganti F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14, yang berasal dari dasawarsa ’80-an. Dua C01 Rafale B dan satu pesawat terbang transport Airbus A400M mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin (23/3).

Ada beberapa pabrikan yang tengah mengadu strategi untuk mematangkan tawarannya kepada Indonesia, yaitu JAS39 Gripen (SAAB AB/Swedia), Eurofighter Typhoon (Eurofighter/konsorsium Eropa Barat), F-16 Fighting Falcon Block 60 (Boeing/Amerika Serikat), dan Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut (Rusia).

Dari semua alternatif itu, cuma dua yang bermesin tunggal, yaitu JAS39 Gripen dan F-16 Fighting Falcon Block 60 serta tiga merek dan tipe yang memakai sayap delta dikolaborasikan dengan sayap kanard di depan (JAS39 Gripen, Eurofighter Typhoon, dan C01 Rafale).

Dari sisi dimensi fisik, Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut yang paling bongsor sementara JAS39 Gripen paling kompak namun memiliki rasio daya angkat beban maksimum paling besar.

Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut juga yang banyak membakar BBM saat mengudara sementara JAS39 Gripen yang paling efisien dalam hal ini tanpa mengurangi performansi dan kecanggihannya.

Di ASEAN belum ada operator C01 Rafale yang dibuat dalam beberapa varian, yaitu C01 Rafale B, C01 Rafale C, dan C01 Rafale M yang didedikasikan bagi penempatan di kapal induk.

India merupakan calon operator C01 Rafale terbesar di Asia, setelah tercapai kesepakatan pembelian 178 unit dari Dassault Aviation, tahun lalu, dengan 128 unit dibuat di India.

Sampai saat ini, tender terbuka akan pengadaan calon pengganti F-5E/F Tiger II itu belum diumumkan secara resmi. C01 Rafale semula tidak pernah disebut-sebut sampai akhirnya mereka hadir setelah tampil dalam Langkawi International Maritime and Aerospace 2015, di Malaysia.

Pada kesempatan demonstrasi terbang di Jakarta kali ini, ketiga penerbang tempur TNI AU, yang duduk di kursi kedua C01 Rafale itu adalah Mayor Penerbang M Yunus (Skuadron Udara 14), Mayor Penerbang Haris dan Mayor Penerbang Agus Dwi (Skadron Udara 15).

Kedua skuadron udara itu bermarkas di Pangkalan Udara Utama Iswayudi, Madiun, Jawa Timur.

Selama penerbangan demonstrasi selama kurang dari satu jam terbang itu, Yunus, Haris, dan Dwi diberi kesempatan mencoba menerbangkan pesawat canggih dengan beberapa manuver, sampai merasakan kebolehan C01 Rafale B dalam fitur “melihat” dan “mengunci” target di udara.

Dengan begitu, mereka dapat merasakan, mengetahui dan menguji kemampuan tempurnya secara langsung sebagai pembanding dengan pesawat tempur TNI AU saat ini.

Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI Sri Pulung, beserta jajaran menyaksikan langsung penerbangan demonstrasi itu dari apron Pusat Operasi (Base Ops) pangkalan udara itu.

Demonstrasi udara C01 Rafale B dilaksanakan dalam tiga sortie, dengan waktu sekitar 45 menit tiap sortie. Rute terbang mereka dari landas pacu pangkalan udara itu menuju ke selatan di atas Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, dan dan kembali ke Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma.

Editor: Ruslan Burhani

.
Jet tempur Prancis bakal ‘belah’ langit Jakarta pamer ke TNI AU

Merdeka.com – Dua pesawat tempur milik Angkatan Udara Prancis (Arme de l’Air) ‘Dessault Rafale’ akan melakukan demo udara di hadapan para pejabat TNI pada Rabu (25/3). Pesawat Squall (pesawat tempur serbaguna) generasi ke-4.5, bermesin dua, dengan bersayap delta buata Dassault Aviation Prancis telah tiba di Lanud Halim Perdamakusuma dengan didukung satu pesawat A-400 pada Senin (23/3) lalu.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, Selasa (24/3), mengatakan, selain demo udara, para penerbang Rafale akan menunjukkan kemampuan pesawat tersebut kepada para penerbang TNI AU. Dia mengatakan, dua pesawat Rafale terbang dari Bandara Langkawi usai mengikuti Pameran Kedirgantaraan dua tahunan Langkawai International Maritime and Aerospace (LIMA) 2015, pada tanggal 17-21 Maret lalu.

Akhir-akhir ini pabrikan Dassault Aviation gencar melakukan promosi kepada Indonesia sehubungan dengan akan digantinya pesawat tempur TNI AU jenis F-5 Tiger yang sudah tua usia pakainya. Dassault Rafale di desain bersayap delta dipadukan dengan kanard aktif terintegrasi untuk memaksimalkan kemampuan manuver (+9 g atau -3 g) untuk kestabilan terbang.

Maksimal, 11 g dapat diraih jika dalam keadaan darurat. Kanard juga mengurangi laju pendaratan hingga 115 knot.

Pesawat ini dapat dioperasikan dari landas pacu yang hanya panjangnya 400 meter.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia