Moeldoko: Tanpa Energi, Pembelian Leopard dan Sukhoi tak Berarti
Jumat, 13 Maret 2015Metrotvnews.com, Jakarta: Krisis energi yang dialami Indonesia saat ini sangat merugikan banyak sektor. Tak hanya ekonomi, semua sektor termasuk masyarakat dan TNI membutuhkan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyerukan kepada masyarakat untuk memanfaatkan energi sebaik mungkin, serta menciptakan energi baru atau alternatif untuk menghindari terjadinya krisis energi terus menerus.
“Tidak ada artinya kita membeli leopard dan sukhoi kalau tidak ada energinya,” kata Moeldoko dalam penutupan talk show bertajuk ‘TNI Mendengar Ketahanan di Bidang Energi dengan Berbagai Permasalahan dan Solusinya’ di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Untuk meningkatkan energi baru, lanjut Moeldoko, TNI telah melakukan penanaman pohon kemiri sunan di Kalimantan. “Alhamdulillah dengan perjuangan keras, TNI berhasil menanam kemiri sunan di Kalimantan,” ujar dia.
Selain itu, sambung dia, dalam jangka pendek PT Pertamina (persero) telah meminta kepada TNI untuk membantu menghentikan terjadinya ilegal energi drilling seperti yang terjadi di Bojonegoro.
“Nanti dalam jangka pendek TNI diminta Pertamina menghentikan energi drilling di Bojonegoro. Diminta untuk mengoptimalkan energi, hentikan pemanfaatan energi ilegal,” tandas dia.
.
Krisis Energi, TNI Siap Turun Tangan
JAKARTA – Pengamat Energi, Abdul Muin mengungkapkan, Indonesia telah mengalami krisis energi akibat buruknya pengelolaan minyak bumi selama ini. Hal tersebut terbukti dengan terus menurunnya produksi minyak di Indonesia. Pada 2013 misalnya, Indonesia hanya memiliki cadangan minyak sebesar 3,7 miliar per barel.
“Pengelolaannya buruk, cadangan kita segitu, sekira 2 persen. Jadi kita lebih dekat dengan energi krisis dibandingkan energi independen,” ujar Muin, dalam paparannya pada program ‘TNI Mendengar’, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2015).
Muin memprediksi, dengan cadangan tersebut hanya mencukupi selama 11 tahun ke depan. Padahal, Indonesia pernah mengalami masa puncak energi dua kali, yakni pada era 1977 dan 1995.
“Ini sedikit sekali, kira-kira mencukupi selama 11 tahun ke depan, kita pernah jaya di tahun 1977 dan 1995,” imbuhnya.
Ia berharap, PT Pertamina (Persero) dapat memperbaiki sistem pengelolaan minyak dengan cara membuka area eksplorasi baru. Dengan melibatkan TNI sebagai fasilitator pengamanan, ia meyakini upaya tersebut dapat dilakukan.
“Harapannya PT Pertamina mengubah sistem pengelolaan, tentu TNI dibutuhkan di situ sebagai pelindungnya,” bebernya.
Sementara itu, Panglima TNI, Jenderal Moeldoko menyatakan kesiapannya untuk membantu Pertamina. TNI misalnya, turut melakukan penertiban kilang-kilang ilegal yang terdapat di Bojonegoro, Jawa Timur.
Selain itu, prajuritnya juga melakukan tapping di Sumatera Selatan dalam rangka melakukan upaya pengamanan energi. “Kita siap bantu Pertamina. Di Bojonegoro, kita menertibkan illegal driling lalu tapping di Sumsel kita lakukan pembersihan,” pungkasnya.
Sumber : http://news.okezone.com/read
.
Moeldoko: Krisis Energi, Beli Tank Leopard dan Sukhoi Mubazir
Jakarta, HanTer – Warning dampak krisis energi yang pernah dilansir Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu terhadap ketahanan dan keamanan dalam negeri diamini Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Jenderal bintang empat itu menyerukan kepada masyarakat untuk memanfaatkan energi sebaik mungkin, serta menciptakan energi baru atau alternatif untuk menghindari terjadinya krisis energi terus menerus.
“Tidak ada artinya kita membeli leopard dan sukhoi kalau tidak ada energinya,” kata Moeldoko di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Untuk itu, katanya, dalam jangka pendek PT Pertamina (persero) telah meminta kepada TNI untuk membantu menghentikan terjadinya ilegal energi drilling seperti yang terjadi di Bojonegoro.
“Jangka pendek TNI diminta Pertamina menghentikan energi drilling di Bojonegoro. Diminta untuk mengoptimalkan energi, hentikan pemanfaatan energi ilegal,” tegasnya.
Selain itu, untuk mendukung meningkatkan energi baru, TNI telah melakukan penanaman pohon kemiri sunan di Kalimantan. “Alhamdulillah dengan perjuangan keras, TNI berhasil menanam kemiri sunan di Kalimantan,” katanya.