Menhan Belum Dengar Kabar Selandia Baru Menyadap Indonesia
Jumat, 6 Maret 2015Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu belum mendengar kabar penyadapan yang dilakukan Selandia Baru terhadap Indonesia. BIN belum menginformasikan soal itu. “Belum dengar,” kata Ryamizard di kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015).
Ryamizard menuturkan, dirinya juga belum tahu apakah Presiden sudah diinformasikan ihwal penyadapan ini. Yang pasti, kata dia, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marchiano Norman belum mengabarkan hal itu kepada dirinya.
“Belum, tadi enggak ngomong-ngomong. Kepala BIN juga enggak ngomong,” terang Ryamizard.
Adalah bekas teknisi National Security Agency (NSA) Amerika Serikat Edward Snowden yang mengungkap aksi telik sandi ini. Snowden mengungkapkan, Selandia Baru menyadap berbagai media komunikasi di Indonesia.
Menurut Snowden, Selandia Baru memantau secara elektronik aktivitas negara tetangga di kepulauan Pasifik dan Indonesia. Informasi itu kemudian disebarkan ke sekutu mereka, termasuk AS.
Selain Indonesia, negara yang `diintip` Selandia Baru masing-masing Fiji, Samoa, Kepulauan Solomon, dan French Polynesia. Mereka meretas email, percakapan telepon, pesan media sosial dan komunikasi lainnya. Khusus di Indonesia, Selandia Baru bekerja sama dengan Direktorat Sinyal Australia memata-matai perusahan ponsel Indonesia, Telkomsel.
Materi yang didapat dari Indonesia dan negara-negara pasifik kemudian disebar oleh keamanan Selandia Baru ke negara-negara sekutunya, seperti NSA, dan agensi di Australia, Inggris dan Kanada. Mereka disebut jaringan mata-mata ‘Five Eyes’.
.
Menhan Belum Dengar Selandia Baru Sadap Indonesia
JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku belum mendengar kabar mengenai bocoran dokumen rahasia Snowden yang menyebut, Negara Selandia Baru ikut menyadap saluran telekomunikasi Indonesia.
Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) dikabarkan bekerja sama dengan mata-mata elektronik Australia (ASD) pada 2009, menyadap percakapan telepon, email dan metadata publik Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel.
“Belum dengar,” ujar Ryamizard Ryacudu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2015).
Menurut Ryamizard, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mendengar kabar demikian. “Belum, Kepala BIN (Marciano Norman) juga belum ngomong,” ungkapnya.
Selain Indonesia, ASD dan GCSB juga melakuan spionase elektronik terhadap negara-negara kecil di kawasan Pasifik seperti Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Tonga, dan Polinesia.
Masih menurut dokumen Snowden, Selandia Baru dan Australia menyadap satelit komunikasi satelit dan kabel telekomunikasi bawah laut. Mereka berbagi data penyadapan itu bersama jaringan “Five Eyes” atau jaringan spionase “Lima Mata”.
Sebelumnya Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, John Key, menolak berkomentar soal bocoran dokumen rahasia Snowden yang menyebut Selandia Baru ikut menyadap saluran telekomunikasi Indonesia.
Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) bekerja sama dengan mata-mata elektronik Australia (ASD) pada 2009 menyadap percakapan telepon, email dan metadata publik Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel.
Sama seperti PM John Key, pihak GCSB juga menolak berkomentar. Selain Indonesia, ASD dan GCSB juga melakuan spionase elektronik terhadap negara-negara kecil di kawasan Pasifik seperti Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, Kaledonia Baru, Tonga, dan Polinesia.
Masih menurut dokumen Snowden, Selandia Baru dan Australia menyadap satelit komunikasi satelit dan kabel telekomunikasi bawah laut. Mereka berbagi data penyadapan itu bersama jaringan “Five Eyes” atau jaringan spionase “Lima Mata”.
Telkomsel jadi target ASD, menurut Snowden, karena jaringan telepon selular Indonesia itu melayani lebih dari 122 juta pelanggan. ”Mereka sudah mengincar beberapa sasaran yang dipilih dari negara-negara Pasifik Selatan dan target lain,” kata penulis investigasi di Radio Selandia Baru, Nicky Hager, mengacu pada bocoran dokumen Snowden yang diterbitkan di Selandia Baru.
”Mereka menyadap setiap panggilan telepon, email, dan mereka langsung pergi ke database, yaitu database NSA Amerika Serikat,” lanjut Hager seperti dilansir Reuters.