TRANSLATE

Pasca-pengunduran Diri Xanana Gusmao, TNI Perketat Perbatasan

Rabu, 11 Februari 2015

Pasca-pengunduran Diri Xanana Gusmao, TNI Perketat Perbatasan

ATAMBUA, KOMPAS.com — Tentara Nasional Indonesia (TNI) di perbatasan Indonesia-Timor Leste mengantisipasi masuknya kelompok separatis dari Timor Leste ke wilayah Indonesia. TNI menutup rapat pintu perbatasan dengan meningkatkan patroli di sepanjang garis perbatasan.

Penegasan ini disampaikan Dansatgas Pamtas RI-Timor Leste Sektor Timur, Mayor (Inf) Muhamad Nas, ketika dihubungi di Atambua, Senin (9/2/2015) kemarin. Dia dimintai keterangan terkait keamanan di perbatasan negara pasca-mundurnya Perdana Menteri Timor Leste Xanana.

Nas mengatakan, prajurit di perbatasan memang belum mendapat petunjuk maupun arahan dari petinggi TNI. Namun, sebagai satuan yang dipercayakan negara untuk menjaga kedaulatan NKRI, kewaspadaan diterapkan.

Nas mengaku sudah memerintahkan semua prajurit yang tersebar di 20 pos untuk selalu meningkatkan pengawasan, termasuk patroli rutin.

Dia mengakui, ada informasi yang beredar di Timor Leste bahwa ada kelompok separatis yang anti-pemerintah mencoba untuk membenturkan TNI dengan pasukan UPF di Timor Leste.

.
Pasca Pengunduran diri Xanana, TNI Tutup Rapat Pintu Perbatasan di Belu

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA — Tentara Nasional Indonesia (TNI) di perbatasan RI-RDTL tidak akan main-main manakala ada kelompok separatis dari RDTL yang masuk ke wilayah Indonesia. TNI tetap menutup rapat pintu perbatasan dengan meningkatkan patroli para prajurit di sepanjang garis perbatasan.
TNI juga tidak akan terprovokasi manakala kelompok separatis mau membenturkan TNI dengan pasukan UPF RDTL yang selama ini bekerjasama dengan sangat baik menjaga keutuhan wilayah kedua negara.

Penegasan ini disampaikan Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur, Mayor (Inf) Muhamad Nas, S.IP, dan Dandim 1605 Belu, Letkol (Inf) Hendri Wijaya, ketika dihubungi terpisah di Atambua, Senin (9/2/2015).

Keduanya dimintai keterangan perihal keamanan di perbatasan RI-RDTL pasca mundurnya Perdana Menteri RDTL, Xanana Gusmao.

Mayor Nas mengatakan, berkaitan dengan adanya informasi keruhnya situasi di wilayah RDTL, pihaknya memang belum mendapat petunjuk maupun arahan dari petinggi TNI. Namun, sebagai satuan yang dipercayakan negara untuk menjaga kedaulatan NKRI, tentu kewaspadaan dini harus segera diantisipasi.

Untuk itu, katanya, sebagai Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL di Sektor Timur, dirinya sudah memerintahkan semua prajurit yang tersebar di 20 pos, untuk selalu meningkatkan pengawasan juga patroli rutin. Walau diakuinya, ada informasi yang beredar di RDTL bahwa ada kelompok separatis yang anti pemerintah mencoba untuk membenturkan TNI dengan pasukan UPF di RDTL.

“Hubungan TNI dengan UPF di perbatasan selama ini berjalan sangat baik. Kami (TNI) tidak mau ada yang mencoba membenturkan. Apalagi waktu kunjungan Perdana Menteri Xanana ke Oekusi, beliau pernah menyampaikan untuk tidak boleh terpancing. Makanya kalau ada separatis yang mencoba membenturkan maka kita tidak akan main-main ambil tindakan,” tegas Mayor Nas.

Menurutnya, sejauh ini belum ada gejolak di RDTL yang imbasnya terjadi eksodus warga ke wilayah Kabupaten Belu. Namun, waspada dini tetap dilakukan, dan jika hal itu terjadi maka TNI sudah siaga membendungnya.

Hal senada juga diutarakan Dandim Belu, Hendri Wijaya. Menurutnya, jajaran Kodim Belu tetap meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau perkembangan yang terjadi di wilayah RDTL, sambil tetap berkoordinasi dengan pasukan Satgas Pamtas RI-RDTL untuk tetap meningkatkan patroli.

“Sampai sekarang laporan dari intelijen kami di lapangan ke saya, belum ada gejolak yang tinggi di RDTL. Tapi saya sudah sampaikan kepada prajurit saya untuk tetap siaga dan selalu koordinasi dengan pihak terkait. Kita tentu berharap tidak ada dampak dari gejolak politik di RDTL dimana ada eksodus warga di wilayah Belu. Kita tetap memantau setiap perkembangan agar kita antisipasi lebih awal di garis perbatasan,” kata Letkol Hendri.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia