Presiden Minta TNI tak Tergantung Alutsista Impor
Selasa, 13 Januari 2015FAJARONLINE – Dalam kunjungan kerjanya ke beberapa tempat di Jawa Barat, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri mengunjungi lokasi pembuatan senjata, PT Pindad, Senin sore 12 Januari tadi. Dalam kunjungannya itu, presiden memuji sistem produksi PT Pindad. “Itu memperlihatkan manajemen produksi itu baik atau tidak baik. Alur mulai dari raw material, produksi di mesin, kemudian assembling itu kelihatan,” kata Jokowi di sela-sela peninjauannya ke PT Pindad, Bandung.
Yang perlu didorong dari PT Pindad menurut Jokowi, jumlah kapasitas produksinya terus meningkat. Di menilai hal itu bergantung pada marketingnya. “Marketingnya jangan bergantung saja pada TNI-Polri dan kementerian saja. Tapi harus masuk ke pasar di luar Indonesia,” tambah presiden.
Presiden mengaku sudah menyampaikan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno agar mendorong marketing PT Pindad menjadi lebih baik. Termasuk dengan menyuntik Penyertaan Modal Negara (PMN)-nya, baik untuk investasi atau untuk modal kerja.
Dia berharap pertahanan Indonesia tidak hanya bergantung pada alutsista impor, melainkan dapat memproduksi sendiri. “Kita harus seperti itu, jangan sampai alat-alat pertahanan itu kita banyak beli di luar. Kalau memang kita belum bisa berproduksi ya join dengan luar, tapi (produksinya) di sini. Arahnya akan ke sana,” tegas presiden.
Diakui presiden memang masih ada beberapa peralatan yang belum mampu diproduksi oleh Indonesia. Tetapi, lanjut Presiden, ia telah mengarahkan untuk join dengan industri pertahanan lainnya. “Senjata, kendaraan tempur, panser local contentnya bisa 80 persen,” kata presiden. (jpnn)
.
Presiden Jokowi Sebut Dua BUMN Ini Masih Jauh dari Ideal
Liputan6.com, Bandung – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku industri pertahanan ke depan juga harus mendukung sektor maritim.
Saat ini terdapat dua perusahaan milik pemerintah/BUMN yang memproduksi kapal yang mampu berkontribusi dalam keinginan Jokowi. BUMN tersebut adalah PT PAL dan PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero).
Namun, dari hasil kunjungannya kemarin? di Surabaya, Jokowi mengaku apa yang terjadi di lokasi produksi dua BUMN tersebut masih jauh dari harapan.
“Kemarin saya ke PAL dan Dok di Surabaya, memang kennyataannya? disana alur produksinya masih jauh, jauh sekali (dari kelayakan), saya ngomong apa adanya,” kata Jokowi di Kantor Pusat Pindad di Bandung, Senin (12/1/2015).
Namun begitu, tak ingin tinggal diam, Jokowi mengaku akan menyuntikkan dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk kedua BUMN tersebut? dalam mengembangkan bisnisnya.
Salah satu hal yang ?diberikan opsi oleh Jokowi untuk mengembangkan kapasitas produksi PT PAL dan PT Dok adalah pemindahan lokasi produksi.
“?Kalau nanti sudah disuntik (modal), atau pindah, karena lokasina kurang luas keduanya, jadi bisa pindah, pengembangan kedepan bisa untuk 50 tahun atau 100 tahun kedepan,” paparnya.
.
Jokowi larang TNI beli alat perang dari luar negeri
Merdeka.com – Presiden Joko Widodo blusukan ke PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Jawa Barat. Jokowi melihat sejumlah panser Anoa dan Tank Medium yang telah berjejer rapi di halaman Pindad.
Kemudian Jokowi masuk ke gudang penyimpanan alat-alat pertahanan. Jokowi juga sempat masuk ke dalam gudang pembuatan senjata.
Selesai itu, Jokowi mengaku cukup puas melihat line produksi Pindad. “Kalau tadi melihat line produksinya saya kira sangat bagus, saya sebagai orang produksi melihatnya sangat bagus, alurnya jelas, arah produksinya jelas,” ujar Jokowi, di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Senin (12/1).
Jokowi mengatakan, produksi di Pindad sudah bersih, dan itu menunjukan manajemen produksinya baik. Jokowi memuji alur row material, produksi mesin dan assemling di Pindad juga bagus. Jokowi hanya menyayangkan marketing di Pindad belum sepenuhnya all out.
“Tapi menurut saya di sini yang mungkin perlu diberikan dorongan agar kapasitas produksinya berlipat, bisa lipat dua kali, empat kali, artinya apa itu juga berdampak lagi kepada marketingnya,” ujarnya.
Menurut Jokowi, marketing industri alat pertahanan seperti Pindad jangan hanya menjual hasilnya ke TNI dan Polri. Namun juga menjualnya ke pasar di luar negeri.
“Itu kalau mau melipatkan produksi, dan saya sudah sampaikan ke menteri BUMN, kalau itu marketingnya bagus, produksinya punya kemampuan, ya kita suntik BUMN-nya.kita tambah, baik untuk investasi atau modal kerja,” ujarnya.
Jokowi tidak ingin Indonesia membeli alat-alat pertahanan di luar negeri. Jika ada alat pertahanan yang belum mampu dibuat, Jokowi mempersilahkan join, asalkan tetap di sini pembuatannya.
“Jangan sampai alat-alat pertahanan kita itu beli di luar. Yang kedua kalau kita memang belum bisa berproduksi ya kita join. Jangan di luar tapi di sini, semua nanti arahnya ke sana,” ujarnya.
Jokowi pun memberikan suntikan modal ke Pindad sebesar Rp 700 miliar. Jokowi melihat pindad sebagai salah satu BUMN yang sehat dalam menjalankan produksi alat pertahanan. Namun, Jokowi menegaskan, dengan diberi modal tersebut, akan ada target yang harus dicapai oleh Pindad.
“Kalau tahun ini Rp 700 miliar. Itu kan pertama, kita lihat nanti ya enggak, dengan suntikan seperti itu, memberikan tambahan apa, dampak apa, ke ekonomi maupun kepada negara. Artinya jangan sampai kita beli ini ke luar, itu juga mengganggu neraca perdagangan kita,” pungkasnya.
.
Jokowi Minta Pindad Tak Tergantung Pesanan TNI/Polri
BANDUNG, Jaringnews.com – Presiden Joko Widodo meminta BUMN pembuat persenjataan PT Pindad (Persero) melebarkan sayap ke pasar komersil. Pindad jangan tergantung pesanan dalam negeri dari TNI dan Polri saja.
Hal itu dikatakan Jokowi saat menunjungi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Senin (12/1). Jokowi ingin jumlah produksi PT Pindad ditingkatkan. Jokowi pun menjanjikan penambahan modal untuk PT Pindad.
“Yang perlu didorong dari PT Pindad adalah agar kapasitas produksinya berlipat. Marketingnya jangan bergantung saja pada TNI/Polri/Kementerian tapi juga harus masuk ke pasar-pasar di luar Indonesia,” kata Jokowi.
Dalam kunjungan itu, Jokowi juga memuji line produksi pada PT Pindad (Persero) yang dinilainya sudah sangat bagus. Alur produksinya jelas, kemudian tempat untuk berproduksipun juga bersih.
“Itu memperlihatkan manajemen produksi itu baik atau tidak baik. Alur mulai dari raw material, produksi di mesin, kemudian assembling itu kelihatan. Kita harus seperti itu, jangan sampai alat-alat pertahanan itu kita banyak beli di luar. Kalau memang kita belum bisa berproduksi ya join dengan luar, tapi di sini. Arahnya akan ke sana,” kata Jokowi seperti dilansir Setkab.
Jokowi menjelaskan ada beberapa yang memang Indonesia belum siap memproduksi peralatan persenjataan sendiri. Tetapi, lanjut Presiden, ia telah mengarahkan untuk join dengan industri pertahanan di dalam negeri.
Jokowi menyebut PT Pindad sudah masuk ke pasar komersil meski persentasenya kecil, hanya 5 persen untuk ekspor. “Tapi banyak peluang di sisi komersial tinggal kesiapan di produksi harus dihitung, kesiapan di marketing juga harus bisa memegang pasar,” jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
.
Gaya Jokowi Saat Angkat Senapan Serbu
BANDUNG – Ada hal menarik yang dilakukan Presiden RI Joko Widodo saat berkunjung ke Kantor PT Pindad (Persero) di Kota Bandung, Senin (12/1/2015). Ia sempat diajak berkeliling ke beberapa titik di lokasi.
Usai berkeliling, Jokowi mengadakan konferensi pers di salah satu gedung di PT Pindad untuk awak media yang sudah menunggunya. Dengan santai, ia melayani sejumlah pertanyaan dari wartawan.
“Sudah ya, enggak ada yang mau ditanyakan lagi kan,” ucap Jokowi saat mengakhiri sesi wawancara.
Wartawan pun banyak yang langsung meninggalkan lokasi karena mengira Jokowi akan langsung bertolak dari PT Pindad. Saat berjalan menuju pintu keluar di gedung yang sama, ia ternyata tidak langsung keluar.
Ia lebih dulu singgah ke bagian kiri gedung tempat dipajangnya senjata serbu (SS) yang diproduksi Pindad. Itu merupakan salah satu produk unggulan Pindad yang cukup laris.
Ditemani Dirut PT Pindad Silmy Karim, KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo, serta Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Jokowi melihat-lihat senjata tersebut. Ia bahkan terlihat berbincang asyik dengan Gatot seputar senjata yang dilihatnya.
Salah satu senapan serbu yang dilihatnya kemudian diangkat setelah wartawan meminta Jokowi mengangkatnya. “Tapi jangan lama-lama ya,” ucap Jokowi dengan diakhiri senyuman.
Tapi Jokowi tampak malu-malu saat mengangkat senapan. Ia memilih membelakangi wartawan saat mengangkat senapan.
“Pak lihat sini,” pinta beberapa wartawan. Jokowi pun sempat bergeming. Tapi akhirnya luluh setelah permintaan berpose dengan senapan berkali-kali diucapkan wartawan.
“Arahkan ke kita pak,” ucap salah seorang wartawan. Mendengar itu, Jokowi tersenyum. “Nanti ketembak lho, gimana,” kelakarnya.
Ia lalu mengangkat senapan serbunya dan mengarahkan pada wartawan. Ia bahkan berpose ala penembak yang mahir menggunakan senapan. Tak lama kemudian, ia menyimpan senapan tersebut dan meninggalkan lokasi.
Saat keluar dari gedung, Jokowi berpamitan pada Dirut PT Pindad. Melihat Jokowi tampak santai tanpa kawalan ketat Paspampres seperti presiden-presiden sebelumnya, pegawai PT Pindad yang kebetulan ada di lokasi berusaha berfoto dengan Jokowi.
Belasan orang mendekati Jokowi. Tapi demi mengefektifkan waktu, Jokowi akhirnya memilih berfoto bareng dengan mereka sekaligus. Jepretan kamera ponsel pun ikut digunakan beberapa pegawai.
Setelah berfoto bareng, Jokowi dan rombongan langsung meninggalkan lokasi. Ia dijadwalkan melakukan kunjungan ke beberapa lokasi di Bandung, salah satunya ke PT Dirgantara Indonesia.
Sumber : http://news.okezone.com/
.
Jokowi Kunjungi PT Pindad dan PT DI Hari Ini
Jakarta, CNN Indonesia — Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Bandung, Jawa Barat, Senin (12/1). Di Kota Kembang itu, Jokowi akan mendatangi beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Jokowi ditemani Ibu Negara Iriana Widodo berangkat pukul 07.00 WIB dari Wisma Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Setelah itu Jokowi menuju Sentra Industri Binong Jati di Jalan Gatot Subroto didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher).
Dari situ, Jokowi dan Aher akan mengunjungi PT. Pindad, perusahaan produsen peralatan pertahanan dan keamanan. Akhir Desember 2014, Jokowi mengemukakan niatnya untuk melakukan perbaikan total di BUMN bidang pertahanan seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia.
Jokowi meminta BUMN pertahanan melakukan terobosan dengan membuat teknologi sipil-militer, artinya produksinya bukan hanya bisa digunakan untuk kebutuhan pertahanan, tapi juga nonpertahanan alias komersial, atau industri pertahanan sipil. (Baca: Jokowi Minta BUMN Pertahanan Bikin Teknologi Nonmiliter)
Sementara Pindad menganggarkan investasi Rp 700 miliar tahun ini untuk menggenjot produksinya. Ini seiring dengan meningkatnya permintaan pemerintah terhadap produk alat utama sistem senjata (alutsista) keluaran Pindad. (Baca: Permintaan Alutsista Buatan Pindad Naik 40 Persen)
Tahun ini Pindad berencana untuk melakukan ekspansi dan modernisasi alat produksi. Dari Rp 700 miliar yang dibutuhkan Pindad, Rp 300 miliar ditujukan untuk modernisasi peralatan militer tua, Rp 300 miliar guna memproduksi alutsista untuk Kementerian Pertahanan, TNI, dan Polri, sedangkan Rp 100 miliar untuk menjalin kerja sama dengan luar negeri. (Baca: Pindad Minta Suntikan Modal Rp 700 Miliar dari Pemerintah)
Setelah mengunjungi Pindad, Jokowi akan melanjutkan kunjungan kerjanya ke PT Telkom Palasari Bojongsoang Kabupaten Bandung, serta rumah pengusaha dan pendidik H. Ma’soem di Rancaekek.
Menutup rangkaian kunjungannya ke Bandung, Jokowi menyambangi PT Dirgantara Indonesia, satu-satunya industri pesawat terbang yang dimiliki Indonesia. Jokowi sebelumnya meminta pesawat CN-295 produksi PT DI yang biasa digunakan untuk keperluan militer, juga menargetkan pasar industri pertahanan sipil.
Sore hari sekitar pukul 17.00 WIB, rombongan Presiden Joko Widodo dijadwalkan kembali ke Jakarta.
.
Kunjungi PT DI, Jokowi Bangga dan Akan Suntikkan Dana
Bandung, – Presiden Joko Widodo mengungkapkan rasa bangganya terhadap PT Dirgantara Indonesia. Jokowi ingin industri pesawat terbang di Indonesia semakin berkembang.
“Ini memperlihatkan keunggulan sebuah negara. Kita harus tahu kemana PT DI dibawa. Kalau bisa fokus, fokusnya ada di mana,” kata Jokowi saat berkunjung ke PT DI di Jl Pajajaran, Bandung, Senin (12/1/2015).
Setelah berkeliling, Jokowi menyebut PT DI bisa memproduksi pesawat yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia. “Pesawat yang dibutuhkan pesawat angkut 60 orang. Kita harus fokus. Jangan gonta ganti acara,” sambungnya.
Karena itu Jokowi mendorong agar PT DI membuat rencana bisnis jangka panjang agar produksi pesawat bisa bermanfaat di dalam negeri. Dia menegaskan pemerintah berkomitmen mendukung industri pesawat buatan PT DI.
Jokowi menyebut pemerintah saat ini mengkalkulasi alokasi khusus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sejumlah sektor seperti perbankan dan inftastruktur.
“Semua harus ada kalulasinya. Kita mau suntik Rp 43 triliun untuk BUMN kita tetapi untuk BUMN-BUMN yang hitungan kalkulasinya belum visible ya manajemennya harus diperbaikinya, tahun depan kita baru injeksi. PT DI ada peluang, tetap harus ada sisi marketingnya. Tidak hanya berhubungan untung dan rugi, ini masalah kebanggaan,” tegas Jokowi.
Sumber : http://news.detik.com/
.
Jokowi: BUMN Disuntik Dana, Tak Dibebani Setoran Dividen
VIVAnews – Presiden Joko Widodo telah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), sehingga ada ruang fiskal yang cukup besar di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Perubahan fiskal itu, kata Presiden, akan dialihkan ke pembangunan infrastruktur dengan cara yang cepat.
Namun, Jokowi akan lebih selektif. Suntikan dana dengan puluhan triliun rupiah dari APBN hanya akan diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sehat untuk mengerjakan proyek infrastruktur dan transportasi.
“Kalau dulu biasanya BUMN dibebani setor dividen ke APBN. Mulai tahun ini, berikan suntikan ke BUMN,” ujar Jokowi di Bandung, Jawa Barat, Senin 12 Januari 2015.
Misalnya, pemerintah akan memberikan suntikan modal kepada PT Pelindo, PT Wijaya Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk, dan PT Hutama Karya untuk membangun infrastruktur jalan tol. Atau PT KAI untuk pembangunan jalan kereta api serta PT Angkasa Pura untuk fasilitas bandara.
“Kami beri misalnya Rp10 triliun, itu mereka bisa kerjakan sebesar Rp50-70 triliun lapangannya. Karena mereka bisa pinjam ke lembaga perbankan dengan sebuah business plan, dan visibility studies, hitungan jelas. Karena memang untung kerjaan infrastruktur,” ujar Jokowi.
Suntikan dana langsung kepada BUMN untuk menggarap proyek infrastruktur ini diharapkan dapat berdampak positif bagi percepatan laju pertumbuhan dan iklim investasi yang lebih kondusif di Indonesia.
Jika diberikan kepada kementerian, menurut Jokowi, uang itu tidak akan berkembang.
“BUMN bisa dimanfaatkan, sehingga kecepatan pembangunan bisa lima kali dari anggaran yang kita punya. Sehingga BUMN tidak diminta dividen tetapi diberikan suntikan,” kata Jokowi.
Pemerintah, ia menambahkan, berharap rencana ini mendapat persetujuan parlemen.
.
Kenapa Jokowi Beri Dana BUMN Rp 48 Triliun?
TEMPO.CO, Bandung – Presiden Joko Widodo mengatakan akan menggelontorkan anggaran Rp 48 triliun untuk badan usaha milik negara yang dinilai sehat demi menggenjot pembangunan infrastruktur. Dana ini, ujar Jokowi, diambil dari hasil pengalihan subsidi.
“Kelonggaran fiskal ini akan kita fokuskan pada pembangunan infrastruktur yang cepat dengan pola berbeda,” tutur Jokowi saat membuka Munas XV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Bandung, Senin, 12 Januari 2015.
Jokowi mengatakan suntikan dana Rp 48 triliun merupakan pola baru pengembangan BUMN agar dapat menggenjot pembangunan infrastruktur. Selama ini, ujar Jokowi, BUMN selalu dituntut memberikan dividen. “Dulu, BUMN selalu dibebani untuk menyetor dividen. Mulai tahun ini, pemerintah memberi suntikan untuk BUMN,” tuturnya.
Suntikan dana untuk BUMN itu, kata Jokowi, akan mempercepat pembangunan infrastruktur. Ia mencontohkan, suntikan dana akan diberikan kepada PT Pelindo untuk membangun pelabuhan, PT Hutama Karya dan Adhi Karya untuk membangun infrastruktur jalan, dan Angkasa Pura untuk membangun bandara. “Misalnya, masing-masing kita beri Rp 10 triliun, nanti mereka bisa mengerjakan proyek Rp 50-70 triliun karena bisa pinjam ke perbankan dengan equity tersebut,” ujar Jokowi.
Sistem seperti ini, tutur Jokowi, akan mempercepat pembangunan infrastruktur. Jokowi yakin BUMN dapat menjadi pilar pembangunan infrastruktur, tak hanya diminta untuk menyetor dividen seperti yang selama ini berlaku. “Inilah kecepatan yang ingin kita bangun dengan memanfaatkan BUMN. BUMN tidak dalam posisi dimintai dividen. Ini pola yang berbeda.”
.
Pindad Disuntik Modal Rp700 Miliar
BANDUNG – BUMN pertahanan PT Pindad tahun ini mendapatkan dana penyertaan modal dari pemerintah senilai 700 miliar rupiah. Jumlah dana penyertaan modal akan ditambah setiap tahun seiring perkembangan perusahaan.
Hal itu dikatakan Presiden RI, Joko Widodo, saat menyambangi perusahaan pembuat persenjataan itu, Senin (12/1). “Tahun ini kita kasih 700 miliar rupiah berupa penyertaan modal investasi. Suntikan dana seperti itu harus bisa memberikan dampak kepada perekonomian dan atau negara,” tegasnya saat kunjungan ke pabrik Pindad di Bandung.
Seusai melakukan kunjungan melihat kapasitas produksi Pindad, Joko Widodo menyatakan kekagumannya dengan kondisi pabrik senjata nasional itu. Menurutnya, kebersihan dan konsep kerjanya sudah sangat bagus, namun dia berpesan agar kapasitas produksi Pindad dapat ditingkatkan.
“Yang perlu didorong adalah peningkatan kapasitas produksinya, harus bisa naik tiga atau empat kali lipat sehingga secepatnya harus disiapkan tenaga pemasaran yang andal. Marketing-nya jangan bergantung pasar lokal saja, tapi harus bisa jualan ke luar negeri. Jika marketing bekerja bagus, maka tentunya pemerintah akan menambah modal kerja Pindad,” tegasnya.
Pindad, menurutnya, harus didorong menjadi perusahaan besar sehingga seluruh alat pertahanan bisa diproduksi sendiri. Sementara ini, jika belum mampu memproduksi sendiri, harus melakukan kerja sama dengan luar negeri sehingga lambat laun nantinya bisa membuat sendiri. Dia juga meminta kepada Pindad untuk ikut membantu industri pertahanan bidang maritim.
Dalam kesempatan tersebut Presiden menyempatkan diri mencoba senapan serbu terbaru buatan Pindad SSX 7,62 mm dan juga senapan penembak runduk (sniper rifle) SPR 2 yang memiliki daya jangkau hingga 2 kilometer.
“Sangat bagus dan cukup ringan,” ujarnya sambil mengarahkan laras senjata ke awak media yang meliput kunjungan Presiden di Pindad.
Diserap Lokal
Dirut PT Pindad, Silmy Karim, mengatakan saat ini 95 persen produksi Pindad diserap pasar dalam negeri, sisanya diekspor. Dari 95 persen itu sekitar 20 persen menyasar pasar komersial , sementara sisanya terserap oleh TNI dan Polri, dalam hal ini melalui Kementerian Pertahanan.
Terkait permintaan Presiden agar Pindad meningkatkan kapasitas produksi, dia menyatakan diperlukan dana investasi hingga 4 triliun rupiah.
“Dana itu untuk mencapai rencana strategis yang ditetapkan pemerintah. Tetapi tahun ini, seperti disampaikan, Pindad hanya mendapatkan 700 miliar,” tuturnya.
Dia menambahkan tahun ini Pindad menargetkan adanya peningkatan penyerapan pembelian dari Kementerian Pertahanan sebesar 30-40 persen.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Gatot Nurmayanto, menambahkan selama ini proses marketing persenjataan produksi Pindad dilakukan oleh prajurit TNI secara tidak langsung, yakni dengan mengikuti berbagai perlombaan menembak dan lain-lain.
“Kami mengikuti perlombaan dengan senjata buatan Pindad dan banyak memenangi kejuaraan. Dari situ ada ketertarikan negara lain untuk membeli senjata buatan Pindad. Namun, ke depannya memang harus ada tim marketing khusus,” tegasnya.
Sumber : http://www.koran-jakarta.com/
.
Pindad Butuh Rp 4 Triliun untuk Tambah Produksi
PT Pindad dituntut pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi. Untuk merealisasikan hal itu, Direktur Utama Pindad Silmy Kaim mengaku pihaknya memerlukan Rp 4 Triliun untuk memodernisasi dan meningkatkan kapasitas produsen alutsista (alat utama sistem persenjataan) tersebut.
“Kita memerlukan kurang lebih sekitar Rp 4 triliun untuk memodernisasi dan meningkatkan kapasitas. Ini hubungannya dengan rencana strategis yang dimiliki Kemhan (Kementerian Pertahanan) TNI dalam hal ini juga angkatan darat,” jelas dia saat ditemui usai kunjungan Presiden Republik Indonesia ke PT Pindad, Kota Bandung, Senin (12/1/2015).
Upaya mendapatkan modal tersebut Silmy menjelaskan, telah dilakukan beberapa cara salah satunya adalah dengan penyertaan modal negara.
“Kita sampaikan, untuk tahun ini kan Rp 700 miliar dulu. Tapi ini anggaran investasi ya bukan anggaran pembelian,” beber dia.
“Kalau anggaran pembelian, beliau (Jokowi) sudah menyampaikan dalam sidang kabinet dan juga sudah ditindaklanjuti sekretaris kabinet, dikirim kepada Menteri Pertahanan maupun juga Panglima TNI,”ucapnya
Hasilnya, Silmy menuturkan harus ada peningkatan penyerapan sekitar 30 hingga 40 persen dari Kementrian Pertahanan TNI terhadap produksi-produksi dari industri pertahanan khususnya PT Pindad dan PT PAL.
“Tentunya kita juga harus merespon itu dari sisi kapasitas juga dari sisi kualitas,” pungkasnya.
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/
.
Jokowi Minta PT Dirgantara Indonesia Kembangkan Pesawat Berkapasitas Sedang
Metrotvnews.com,Bandung: Presiden Joko Widodo menyatakan komitmennya untuk mengembangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia.
Menurut Jokowi, PT Dirgantara Indonesia (DI) sebaiknya mengembangkan pesawat dengan kapasitas sedang. Mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan dan membutuhkan transportasi udara untuk menghubungkan antarprovinsi.
“Menurut saya produk yang baik bagi kita (DI -red) pesawat yang kapasitas penumpangnya kira-kira 30-60 orang. Jadi jangan gonta-ganti, ini harus konsisten terus fokus di sana,” ucap Jokowi di PT Dirgantara Indonesia, Jl Pajajaran, Bandung, Senin (12/1/2014)
Jokowi pun meminta agar DI membuat bisnis plan untuk puluhan tahun ke depan. Supaya dana sebesar Rp48 Triliun yang bakal disuntikkan pemerintah ke perusahaan penerbangan ini tidak sia-sia.
“Saya ingin bisnis plan yang 40-150 tahun mendatang karena ini SDM yang baik. Saya harus terus terang, semua jurus ada kalkulasinya,” tuturnya.
Secara terpisah, Direktur PT DI Budi Santori mengatan kunjungan Jokowi sebagai salah satu bukti tingginya perhatian presiden pada industri penerbangan ini.
“Bukti pemerintah serius dalam meningkatkan peran industri strategis di Tanah Air,” kata Budi
Sekedar diketahui, N219 akan masuk pasar tahun 2017 mendatang. Sedangkan pesawat tempur KFX/IFX adalah pesawat generasi 4.5 yang dapat Indonesia andalkan karena mengurangi ketergantungan Indonesia dalam bidang alutsista.
.
Jokowi Minta Kapasitas Penumpang Pesawat N219 Ditambah
Liputan6.com, Bandung – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi pabrik pesawat andalan Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (Persero)/PT DI di Bandung, Jawa Barat pada Senin malam.
Usai kunjungannya, Jokowi memberi beberapa catatan bagi perusahaan BUMN strategis tersebut. Salah satu hal yang diusulkan Jokowi adalah mengenai pengembangan produk N219 milik PT DI.
“Kalau untuk pasar dalam negeri, pesawat dengan kapasitas 30-60 penumpang itu yang akan banyak diperlukan, oleh sebab itu tadi ada N219, itu penumpangnya hanya 19 orang. Jadi menurut saya perlu ditambah menjadi 30 an orang,” kata Jokowi di Kantor Pusat PT DI, Bandung, seperti ditulis Selasa (13/1/2015).
Mengenai konsep pesawat yang menggunakan tipe propeler/baling-baling, itu merupakan konsep yang pas dengan karakteristik Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dan dapat mendarat di landasan pacu yang lebih pendek.
Untuk itu, Jokowi meminta ?kepada manejemen PT DI untuk lebih baik berkonsentrasi memproduksi pesawat yang model pesawat baling-balingnya menjadi model andalan.
“Saya ingin membuat plan atau perencanaan 50-100 tahun mendatang, dengan sumber daya manusia yang menurut saya sangat baik, harus ada rencana bisnis yang jelas, konsentrasi saja di situ,” paparnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut kembali menambahkan? PR bagi manajemen PT Dirgantara Indonesia untuk lebih aktif dalam melakukan kegiatan promosi baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Seperti diketahui, pesawat N219 sendiri saat ini menjadi project pengembangan utama PT DI. Pesawat tersebut akan menjadi pesawat asli buatan anak bangsa setelah N250 buatan BJ Habibie.
Pesawat tersebut ditargetkan akan mampu selesai pada 2017, dengan tahap awal baru akan dilakukan uji kelayakan terbang.?
.
Jokowi Puas dengan BUMN Pesawat Terbang Indonesia
BANDUNG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bangga akan fungsi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat terbang. Pasalnya, kini Indonesia mempunyai perusahaan pembuat pesawat terbang, yakni PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
“Kita memang memerlukan sebuah produk kebanggaan, ini memperlihatkan keunggulan sebuah negara, kita punya PTDI dan kita harus bangga,” tegas Jokowi seusai blusukannya di PTDI, Bandung, Senin (12/1/2015).
Jokowi menambahkan, yang terpenting saat ini adalah harus mengetahui bagaimana prospek PTDI ke depan, dan mengenai aksi korporasinya.
“Tapi kita harus tahu, kemana PTDI dibawa, harus ada business plan yang jelas, produk apa yang dikerjakan, jangan juga turun, mulai lagi. Harus konsistensi dan fokus pengembangan ada dimana,” paparnya.
Setelah berkeliling, Jokowi mengaku produk yang bagus untuk pengembangan bisnis PTDI adalah membuat pesawat dengan kapasitas yang tidak terlalu banyak. Dengan penumpang yang diperkiran mulai dari 30 hingga 60 orang.
“Menurut saya produk yang baik adalah, melihat negara kita yang memiliki 17 ribu pulau, pesawat yang dibutuhkan kira-kira pesawat penumpang dengan jumlah 30-60 orang. Sehingga konsistensi itu diperlukan, kita harus fokus ke sini terus. Jangan gonta-ganti terus,” tukasnya.
Sumber : http://economy.okezone.com/