CHEONGSAM
Selasa, 8 Mei 2012Cheongsam diadaptasi dari kata changshan yang berarti baju panjang. Menggambarkan baju satu potong pas di badan yang dikenakan oleh perempuan China. Pada beberapa daerah lain juga dikenal dengan sebutan Qipao. Jika melihat perkembangannya, Cheongsam merupakan simbol dari kebangkitan wanita modern di negeri China saat itu. Cheongsam mulai dikenakan pada awal abad 20 oleh para wanita Shanghai. Kebanyakan pemakainya adalah guru dan pelajar. Cheongsam pada masa itu merupakan busana yang nyaman, praktis, dan ekonomis, sebagai hasil modifikasi dari busana awal mereka yang berupa jubah lebar dan berlapis-lapis.
Dari tampilannya potongan Cheongsam memang sederhana. Tidak memiliki banyak aksesoris, seperti sabuk, atau selendang. Jadi pada masa itu, mereka yang memiliki Cheongsam, dengan warna dan bordir yang beraneka ragam dianggap sebagai wanita berada. Semakin banyak bordiran pada Cheongsam, semakin tinggi kelas ekonomi sang pemakai. Pada tahun-tahun tersebut, Cheongsam menjadi busana wajib bagi wanita yang ingin digolongkan sebagai kalangan wanita menengah ke atas di Shanghai kala itu.
Kini Cheongsam tidak hanya familiar dikalangan etnis Tionghoa saja. Beberapa model potongan cheongsam perlahan diadopsi dan dipadukan dengan busana gaya apa saja. Hasil adoposi Cheongsam ini akhirnya menghasilkan berbagai desain busana yang elegan dan menarik.
Cheongsam tradisional memiliki model mengecil di bagian bawah dan biasanya hanya berwarna merah. Bahannya juga terbuat dari satin. Kini sesuai dengan perkembangan zaman, Cheongsam lebih dimodifikasi dengan berbagai bahan, seperti sutra yang lebih ringan. Potongannya juga tidak hanya memanjang hingga ke mata kaki, namun saat ini ada yang tiga pertempat atau yang lebih pendek lagi diatas lutut. Selain itu juga ada Cheongsam two pieces (ada blouse dan rok).
Untuk mempercantik penampilan, dulunya wanita china mengenakan Cheongsam dengan sepatu tertutup berbentuk kecil. Tapi kini, Cheongsam tampak lebih cantik jika dikenakan dengan selop bertumit tinggi. Model sepatu yang dikenakan juga tidak lagi tertutup, tapi juga terbuka dengan hiasan tali. (kontibutor: Subpok Mandarin, Enno Damayanthi)