Menhan : Strategi Efektif Hadapi Pengaruh Ideologi Materialisme Adalah Implementasi Nilai Pancasila
Kamis, 28 Juli 2016Kemhan.go.id Menhan mengatakan strategi paling efektif dalam menghadapi pengaruh ideologi bermuatan materialis atau bersifat lahiriah adalah dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sebagai basis kekuatan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Ideologi pancasila ini merupakan satu-satunya ideologi dunia yang berbasiskan Filsafat Idealisme.
Demikian dikatakan Menhan, Ryamizard Ryucudu saat memberikan pengarahan kepada peserta Diklat Bela Negara bagi Ormas Barisan Patriot Bela Negara, Kamis (28/7) di Lapangan Setjen Kemhan. Sebelumnya Menhan menjadi irup upacara pembukaan Diklat Bela Negara tersebut dan menyematkan tanda kepada peserta Diklat. Turut hadir dalam upacara pembukaan Diklat Bela Negara Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
Dalam arahannya Menhan mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Idealisme atau sifat batiniah yang identik dengan sifat spiritual akan selalu mendapatkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa tidak akan pernah berubah sejak dulu, sekarang dan yang akan datang.
Oleh karena itu konsep Idealisme Pancasila inilah yang paling ampuh di dalam mencegah masuknya pengaruh-pengaruh Ideologi Materialisme atau paham Liberalisme, komunisme, sosialisme dan radikalisme agama yang berpotensi mengancam keutuhan Ideologi Pancasila.
Menhan menekankan, jati diri Pancasila haruslah dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia, dari kota hingga ke perkampungan. Menurut Menhan jika nilai Pancasila bisa tersebar dari Sabang sampai Mereuke maka akan mempersempit ruang gerak bagi paham-paham materialisme seperti terorisme dan radikalisme. “paham pancasila itu harus diisi, sehingga paham lain tidak akan masuk, tapi kalau kosong-kosong maka bisa dimasukkan lagi nanti. Intinya gerakan radikalisme tidak boleh dibiarkan,” tegas Menhan. Menhan menaruh harapan kepada para peserta, usai mengikuti pendidikan Bela Negara bisa menjelaskan arti dan makna dari agama dan Pancasila dilingkungan nya masing-masing.
Sementara itu terkait tentang Diklat Bela Negara yang diselenggarakan Kemhan kali ini, Kabadiklat, Mayjen TNI Hartind Asrin menjelaskan terdapat 220 peserta berasal dari Ormas Barisan Patriot Bela Negara diseluruh Indonesia. Para Peserta memiliki latar belakang sebagai rakyat kecil, seperti pekerja, pedagang dan tukang parkir. Semua peserta mengikuti atas dasar sukarela dan kemauan sendiri tampa paksaan. Antusias dari peserta semacam ini menurut Mayjen TNI Hartind Asrin patut dihargai dan dibanggakan. Ditambahkan Kabadiklat, selama kurang lebih 4 hari mengikuti Diklat Bela Negara para peserta akan menerima materi-materi berupa teori dan praktek yang terdiri dari tiga bidang studi dasar, inti dan pendukung.
Lebih lanjut dijelaskan Kabadiklat, materi bidang studi dasar mencakup wawasan kebangsaan, (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika). Kepemimpinan wawasan Bela Negara yang berkarakter, intelijen dasar, dan perkembangan lingkungan strategis seperti terorisme dan radikalisme
Sedangkan untuk bidang studi inti, peserta akan menerima nilai-nilai dasar dari Bela Negara, cinta tanah air, rela berkorban demi bangsa dan negara, serta sadar berbangsa dan bernegara ( taat hukum), yakin Pancasila sebagai ideologi negara dan kemampuan awal Bela Negara. Untuk bidang studi pendukung diharapkan peserta nantinya mengerti akan makna dari lagu Indonesia Raya, lagu Bela Negara. Selain itu juga mampu untuk baris-berbaris, melaksanakan upacara bendera, dan belajar penghormatan.