“Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah nyata dari TNI untuk menjaga generasi muda bangsa dari pengaruh dan bahkan berbagai bentuk ancaman yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila,” kata Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto saat membuka kegiatan Bela Negara Tahun 2016 untuk wilayah NTT di Kupang, Senin.
Ia menyebut para pelajar dan mahasiswa tersebut, berasal dari berbagai sekolah di kabupaten itu, yakni SMA 2 Kupang Timur berjumlah 35 orang, SMK N Amabi 22 orang, SMK PP 20 orang, SMAN 1 Fatuleu 14 orang.
Untuk mahasiswa, katanya, hanya dari Universitas Nusa Cendana (Undana) yang mengikuti kegiatan tersebut dan jumlahnya tujuh orang sementara sisanya dari Pemuda Naibonat 25 orang dan Pemuda Lili empat orang.
Ia menjelaskan penekanan terhadap pentingnya pembangunan karakter dan wawasan kebangsaan dikedepankan dalam pelatihanan Bela negara tersebut.
Menurut dia, di tengah era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi sekarang ini, pengaruh dan ancaman terhadap bangsa, khususnya generasi muda tidak hanya terjadi di lingkungan sekitar tetapi juga di tengah kehidupan keluarga. “Oleh karena itu kita berharap agar para peserta ini bisa menjadi tulang punggung bangsa dan lebih memaknai arti dari bela negara tersebut,” ujarnya.
Dalam pelatihan lima hari tersebut, para peserta akan diberikan materi teori, seperti kedisiplinan, wawasan kebangsaan, empat konsensus kebangsaan, bahaya “proxy war”, serta materi kepemimpinan.
Untuk materi praktik, antara lain memberikan pelatihan cara memberi instruksi, pertolongan pertama di lapangan, penanggulangan bencana, “survival”, navigasi darat serta “mountainering”.
Bupati Kupang Ayub Titu Eki ditemui secara terpisah usai acara pembukaan Bela Negara itu, mengatakan apa yang dilakukan oleh TNI merupakan hal yang harus didukung. “Kabupaten masuk dalam daerah perbatasan dengan Timor Leste, sehingga kegiatan seperti ini akan sangat mendukung dalam rangka meningkatkan rasa nasionalisme generasi muda kita,” tuturnya.
Ia mengharapkan kegiatan tersebut bisa terus dilakukan, terutama bagi generasi muda yang berada di wilayah-wilayah perbatasan dengan negara tetangga.
Editor: Laode Masrafi